RADAR JOGJA – Di luar lapangan, sosok Dian Wahyu Saputri terlihat manis dan anggun. Namun, kesan itu langsung berubah ketika ia bermain rugby sevens. Dara berusia 22 tahun itu tak segan bertubrukan dengan lawan. Demi merebut atau mempertahankan bola.

Bagi yang belum tahu, rugby sevens merupakan olahraga turunan dari rugby unions. Pada dasarnya olahraga ini sama saja dengan rugby union atau rugby biasa. Perbedaannya hanya pada jumlah pemain yang ada di setiap tim, yakni tujuh orang.

Kepada Radar Jogja, Dian menceritakan bagaimana mulanya menyukai olahraga asal Britania Raya ini. Yaitu pada 2016 lalu. Saaat itu dia merasa penasaran dengan olahraga rugby sevens.

Awalnya mengira olahraga itu hanya tubruk-tubrukan saja. Kemudian, ia memberanikan diri ikut dalam unit kegiatan mahasiswa (UKM) Rugby Sevens di Universitas Negeri Yogyakarta (UNY).

“Mulai dari situ saya sering ikut turnamen, baik level daerah maupun nasional,” ujarnya.

Setelah mengikuti beragam turnamen sejak 2016, barulah pada  2018 Dian masuk ke skuad tim nasional yang akan berlaga di ajang Asian Games 2018. Pengalaman berlaga di Asian Games itu tak bisa dilupakan oleh Dian.

Apalagi di ajang ini ia bisa bermain melawan tim-tim hebat dari seluruh Asia. Indonesia  sendiri hanya menduduki posisi juru kunci di ajang olahraga se-Asia itu.

Setelah hasil kurang memuaskan tersebut, Dian bersama tim nasional rugby sevens putri terus melakukan latihan rutin. Latihan dilakukan di berbagai tempat, salah satunya di gumuk pasir Parangkusumo.

Selain itu, timnas rugby sevens putri juga sudah mengikuti berbagai turnamen persiapan SEA Games 2019.

Salah satu turnamen yang diikuti adalah kejuaran Asia Rugby Sevens  di Jakarta, Agustus lalu. Pada ajang itu, timnas putri berhasil pada posisi ketiga. Menurut Dian, hasil bagus itu yang kemudian membuat timnas putri ditargetkan mampu meraih medali emas di SEA Games tahun ini.

“Targetnya emas, semoga bisalah,” harapnya.

Dibandingkan negara-negara lain di Asia Tenggara, Indonesia sebenarnya agak terlambat untuk mengenal olahraga rugby. Olahraga itu  baru berkembang di Tanah Air dalam waktu 10 tahun terakhir.

Kendati demikian, kiprah tim nasional rugby Indonesia, baik putra maupun putri, sudah mulai diperhitungkan di kawasan Asia.

Dian sendiri sangat fokus menjalani karier di olahraga rugby sevens. Bahkan perempuan kelahiran 14 Juni 1997 itu harus menunda sejenak kuliahnya. “Saya sudah cuti di dua semester terakhir,” katanya.

Walaupun harus rehat sejenak dari kuliah, Dian tak mempermasalahkan hal itu. Apalagi ia mendapatkan dukungan penuh dari orang tuanya untuk terus berprestasi di olahraga rugby sevens.

Dian juga melontarkan pendapatnya mengenai olahraga rugby sevens yang belum terlalu dikenal di Indonesia. Menurutnya, hal itu justru menjadikan dia semakin termotivasi.

Dian sangat ingin membawa rugby sevens Indonesia berprestasi di ajang internasional. Menurutnya, hal itu sangat penting untuk semakin membuat masyarakat  mengenal olahraga ini. (laz)