RADAR JOGJA – Dinas Perhubungan (Dishub) Sleman mengusulkan tujuh trayek untuk melayani angkutan siswa. Dari hasil kajian, trayek sekolah itu untuk wilayah Sleman bagian barat.

Kabid Transportasi Dishub Sleman Marjana mengatakan trayek tersebut dipilih karena memiliki akses dengan angkutan antar kota antar provinsi (AKAP), antar kota dalam provinsi (AKDP), angkudes, atau Transjogja. Dengan trayek yang saling terintegrasi, diharapkan menarik minat siswa menggunakan angkutan umum sekolah.

“Kalau kajian, sebenarnya ada tujuh trayek. Tapi karena busnya hanya satu, belum ditentukan rute mana yang dipakai,” ujar Marjana dihubungi Rabu (25/12).

Berdasarkan kajian Dishub pada 2018, perlu 27 armada bus sekolah untuk wilayah Sleman bagian barat. Antara lain Moyudan, Seyegan, Godean, Minggir, dan Gamping. Namun, setelah pengajuan ke Kementerian Perhubungan, hanya satu unit minibus dengan daya tampung 19 orang yang disetujui.

Terkait dana, kemungkinan dianggarkan tahun 2021 atau pada alokasi anggaran belanja tambahan (ABT) tahun 2020. Teknis pelaksanaannya belum ditentukan yang berkaitan dengan kriteria siswa yang dapat menggunakan layanan bus sekolah tersebut.

“Lantaran kendaraan baru diberikan akhir tahun ini, Pemkab Sleman belum mengalokasikan anggaran operasionalnya,” ujar Marjana.

Dia akan berkoordinasi dengan Dinas Pendidikan Sleman untuk membahas biaya. Diharapkan angkutan sekolah ini dimanfaatkan oleh siswa yang membutuhkan. Siswa tidak dipungut biaya jika menggunakan armada tersebut.

Kepala Dinas Pendidikan Sleman Sri Wantini menyambut baik pengadaan angkutan sekolah itu. Namun, mengingat jumlahnya hanya satu armada, perlu diterapkan skala prioritas wilayah yang mendapatkan fasilitas itu.

Kendati demikian, dalam pelaksanaannya diharapkan harus disosialisasikan dengan baik. Termasuk penentuan rute, dia juga menilai perlu dilakukan koordinasi dengan sekolah. “Sehingga, efektivitas dan efisiensi bisa terpenuhi,” kata Sri.

Kehadiran bus sekolah dapat menekan angka kecelakaan. Sebab, usia anak sekolah belum boleh mengendarai sepeda motor.

Selain itu, juga akan mengurangi kemacetan lantaran siswa beralih menggunakan angkutan umum. “Ini bisa membantu transportasi anak sekolah sekaligus memberikan jaminan keamanan siswa,” kata Sri. (har/iwa/rg)