RADAR JOGJA DIGITAL – Keluarga Ayu Selisa meyakini kerangka manusia yang ditemukan di septic tank di Karangjati RT 07 Bangunjiwo, Kasihan, Bantul adalah Ayu Selisa. Salah satu yang meyakini adalah sang ibunda Anik Maidarningsih. Acuannya adalah beberapa lembar kain pakaian dan perhiasan yang ditemukan di septic tank tersebut.

Perempuan berusia 51 tahun ini sudah sejak lama curiga atas hilangnya anaknya tersebut. Terlebih setelah kabar perceraian diutarakan oleh mantan menantunya Edi Susanto, 29. Selama itu pula sosok Seli tidak pernah berkabar bahkan pulang ke rumah orang tuanya.

“Saya dikabari ada penemuan kerangka hari Minggu (22/12). Lalu Selasa (24/12) saya mengecek. Saya yakin itu anak saya, karena ada bordir jaket tulisan Piko dan gelang milik Seli yang ikut terpendam bersama kerangka,” jelasnya saat ditemui di kediamannya di Badran, Bumijo, Jetis, Kamis (26/12).

Anik mengisahkan Seli dan Edi menikah pada 2006. Kala itu keduanya menikah di bawah umur atau dalam usia 16 tahun. Pernikahan ini diawali dengan perkenalan yang singkat. Tepatnya hanya berkisar enam bulan hingga akhirnya memutuskan untuk menikah. 

Pertemuan terakhir Anik dengan sang buah hati 2008 silam. Tepatnya setelah Seli melahirkan seorang anak. Pasca pertemuan terakhir tersebut, Anik dan keluarga tak pernah mendengar kabar Seli. Berbagai jawaban tak memuaskan kerap terlontar saat bertanya kepada keluarga Edi.

“Bola-bali tanya, malah disuruh cari orang pinter sama keluarganya Edi. Malah ada yang bilang (Seli) pergi (dari rumah) bawa uang Rp 300 ribu. Itu keluarga yang bilang,” katanya.

Hilangnya Seli dianggap tak wajar. Apalagi pasca menikah, Seli masih kerap mendatangi rumahnya di Badran. Setidaknya dalam dua Minggu sekali, menjenguk keluarganya di Badran.

Kondisi ini sempat dilaporkan kepada pihak kepolisian. Sayangnya minimnya petunjuk dan bukti membuat laporan ini menguap begitu saja. Hingga akhirnya ditemukan kerangka di kediaman mantan suami Seli, Edi.

“Selama kehilangan itu selalu ada firasat dan mimpi. Termasuk saat sebelum Edi meninggal akibat gantung diri,” ujarnya.

Kini kerangka tersebut telah dimakamkan di pemakaman umum Badran. Walau secara legal belum ada hasil resmi terkait identitas kerangka. Terlebih pihak kepolisian masih mendalami bukti. Termasuk tes DNA kepada kerangka manusia.

“Penyebab dari polisi belum ada kabar. Menurut saya tetap dibunuh. Menurut saya (dibunuh) Edi. Saya yakin tetap ada yang ngrewangi (membantu),” katanya.

Terbongkarnya penemuan kerangka, bermula dari perbaikan septic tank. Saat warga tengah menggali, didapati kerangka di dasar septic tank. Penemuan ini lantas menggegerkan warga Dusun Karangjati.

Warga makin curiga atas surat wasiat yang ditinggalkan Edi. Kasatreskrim Polres Bantul AKP Riko Sanjaya mengakui mulai ada titik terang. Berupa pengakuan dari ayah Edi, Maluyo, 62.

“Jadi seminggu sebelum gantung diri, Edi bercerita kepada ayahnya (Maluyo) tentang hilangnya sosok Ayu Selisa. Disebutkan mayatnya dipendam di septic tank belakang rumah,” jelasnya.

Riko menuturkan Maluyo terkejut mendengar pernyataan Edi. Hanya saja pria sepuh tersebut tidak berani bertanya penyebab meninggalnya Seli. Riko menyanyangkan siap Maluyo yang memilih diam daripada melapor ke polisi.

Riko memastikan sosok Edi tidak memiliki catatan kelam. Walau begitu keluarga Seli memberikan info adanya kekerasan dalam rumah tangga. Termasuk adanya laporan polisi terkait orang hilang.

“Tes DNA yang menguatkan belum ada, tapi adanya keterangan dari saksi bisa memberi petunjuk. Masih didalami motif utamanya. Apakah sosok Seli ini sakit atau dibunuh atau ada alasan lain. Termasuk dugaan keterlibatan tersangka lainnya,” katanya. (dwi/tif)