RADAR JOGJA – Proyek pembangunan Yogyakarta International Airport (YIA) di Temon, Kulonprogo, menyisakan masalah. Jalur wisata Pantai Glagah-Pantai Congot di selatan bandara baru itu rusak parah. Selain jalan berlubang, juga banyak genangan air sehingga mengganggu akses wisatawan.

Pelaku wisata Pantai Glagah yang tergabung dalam paguyuban Mandiri Maju Bersama (MMB) Sarino Bento mengatakan, sebelum ada proyek bandara, pintu masuk dari sisi barat (Pantai Congot) menuju Pantai Glagah menjadi akses vaforit wisatawan. Setelah proyek bandara dimulai, jalur jalan ini menjadi akses utama kendaraan proyek.

Setiap hari puluhan truk mengangkut material tanah urug. Akibatnya, jalan ambles dan rusak saat musim penghujan. Bahkan kini semakin parah, berlubang, dan tergenang air.

“Dulu jalannya bagus, namun setelah proyek jadi tergenang seperti ini, tidak hanya merusak pemandangan, tetapi juga membahayakan wisatawan,” ucap Sarino Bento yang juga ketua MMB, Rabu (8/1).

Menurutnya, rusaknya jalan membuat wisatawan datang ke Pantai Glagah. Padahal selama ini banyak wisatawan dari Purworejo masuk lewat Pantai Congot. “Satu-satunya akses jalan masuk ke Pantai Glagah hanya dari sisi timur, melewati Pasar Glagah,” ujarnya.

Salah seorang wisatawan Haryanto, warga Kebumen, mengungkapkan, jalan rusak dan tergenang air memaksanya untuk ekstra hati-hati mengemudikan kendaraan. “Jalannya seperti kali asat, berlubang dan tergenang. Harus cepat diperbaiki,” ungkapnya.

Kepala Dinas Pekerjaan Umum Perumahan dan Kawasan Permukiman (DPUPKP) Kulonprogo Gusdi Hartono menyatakan, pihaknya tidak ada rencana melakukan perbaikan atau pembangunan jalan di kawasan wisata Glagah-Congot.

Berdasarkan Detail Enginering Design (DED) yang disusun Dinas pariwisata, kawasan itu akan dijadikan wisata hutan seiring pembangunan penahan abrasi dan tsunami. Akses jalan ke Pantai Congot nantinya akan menggunakan akses jalan di barat bandara.

“Setahu saya akses jalan yang ada saat ini untuk akses pejalan kaki. Jelasnya silakan cek DED-nya. Lebih jelasnya ke Dinas Pariwisata yang menyusun DED,” katanya. (tom/laz)