RADAR JOGJA – Tempat Pembuangan Sementara (TPS) Sampah Sagan, Kelurahan Terban, Kecamatan Gondokusuman sudah satu minggu ini ditutup sepihak oleh pihak Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kota Jogja. Penutupan TPS ini mengundang aksi protes warga setempat dengan memasang banner penolakan di sana. Karena warga resah dan merasa kesusahan harus membuang sampah di TPS yang lebih jauh.

Salah satu warga Sagan bernama Darwati yang berjualan tidak jauh dari TPS itu mengaku tidak mengetahui alasan ditutupnya TPS. Meski begitu dia merasakan dampaknya, harus membuang sampah di tempat yang lebih jauh dan pada jam tertentu.

“TPS ini sudah ditutup selama hampir seminggu. DLH memberi opsi kepada warga untuk membuang di dekat Restoran Bumbu Desa, setiap hari pukul 06.00 WIB sampai 08.00 WIB. Nanti DLH menyediakan truk,” ujarnya Minggu (12/1).

Sebelum TPS itu ditutup, lanjut Darwati, ada tujuh gerobak yang digunakan untuk mengangkut sampah setiap hari. Warga yang mendapatkan layanan harus membayar retribusi sebesar Rp 30.000 hingga Rp 200.000 per bulan. Besarannya tergantung rumah maupun usaha yang dimiliki. Nah, setelah TPS ditutup, petugas yang membawa gerobak jadi berkurang. Akibatnya, banyak warga yang membuang sampahnya sendiri di TPS dekat RRI Kotabaru.

Sementara itu Anggota Komisi C DPRD Kota jogja, Endri Sulaksono menjelaskan bahwa TPS tersebut ditutup lantaran mempertimbangkan estetika. Karena Pemerintah Kota Jogja menginginkan lokasi tersebut terlihat bersih dan nyaman bagi warga maupun wisatawan. Apalagi TPS berada di dekat lingkungan sekolah.

“Meskipun telah ditutup, Pemerintah Kota Jogja juga harus bisa menyediakan tempat ganti TPS,” katanya. (sky/tif)