RADAR JOGJA – Warga Dusun Sudisari 2, Adikarto, Muntilan sampai saat ini aktif mengurusi bank sampah. Mereka termasuk yang menjadi percontohan karena secara konsisten dapat melakukan program pengurangan sampah dengan mendaur ulang. Berbagai bahan disulap menjadi barang-barang menarik yang berguna dan bernilai tinggi.

Hal ini diawali pada tahun 2014 oleh salah satu warga, Atik Pratiwi, yang terinspirasi oleh bank sampah yang sudah berdiri di daerah lain dan berhasil mengelola limbah dari warga desanya.

Bank sampah yang dinamai dengan bank sampah Sumber Rejeki ini dikelola oleh ibu-ibu warga setempat. Bank sampah tersebut rutin membeli sampah dari warga sebesar Rp 400/kg.

“Kami menerima semua jenis sampah kecuali pempers dan sampah basah,” jelasnya kemarin.

Untuk sampah organik, dijadikan pupuk kompos yang nantinya akan dijual kembali. Sedangkan untuk sampah non organik kami olah menjadi berbagai macam cenderamata.

Di tangan ibu-ibu sampah disulap menjadi berbagai macam barang yang cantik seperti bunga, tas, sovenir, gantungan kunci, bahkan mainan anak-anak.

“Nantinya barang-barang tersebut akan kami jual. Kalau tamu datang pasti ada yang beli, anak sekolah juga banyak yang beli kesini,” paparnya.

Setiap tiga kali dalam setahun, pihaknya rutin mengikuti pameran yang diadakan oleh Dinas Lingkungan Hidup. Harga yang dibandrol untuk setiap barang kreasi berkisar Rp 5000 hingga Rp 150.000, sedangkan untuk pupuk kompos dihargai sebanyak Rp 3.000/kg.

Untuk pembuatan barang kreasi seperti buket bunga dan lain-lain, memerlukan waktu 2-3 jam. Sedangkan pembuatan pupuk kompos diperlukan waktu satu bulan.

Bank sampah Sumber Rejeki ini, selama dua tahun berturut-turut (2018 dan 2019) mendapatkan predikat best of the best se Kabupaten Magelang dari Unilever.

“Setiap tahunnya kami juga sering mendapatkan juara dari perlombaan yang diadakan oleh Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten Magelang,” ungkapnya. (asa/bah)