RADAR JOGJA – Sejumlah civitas akademis berbagai universitas di Jogjakarta dilaporkan tengah berada di Tiongkok. Di antaranya mahasiswa dari Universitas Islam Indonesia (UII).

Kabag Humas Universitas Islam Indonesia (UII) Jogjakarta Ratna Permata Sari menuturkan, ada 12 mahasiswa UII yang berada di Tiongkok. Seluruhnya berasal dari Prodi Manajemen dan Teknik Informatika.

“Benar ada mahasiswa kami di sana (Tiongkok). Sebagian sedang menjalani double degree di Nanjing University. Tujuh di antaranya sudah pulang ke Indonesia sejak awal Januari,” jelasnya dihubungi melalui sambungan telepon, Senin (27/1).

Pihaknya terus berkomunikasi secara langsung kepada mahasiswa. Tujuannya, memantau kabar terbaru para mahasiswa. Tercatat saat ini tersisa lima mahasiswa di negara tersebut. Tiga di antaranya dijadwalkan pulang akhir Januari. “Dua orang sejauh ini tetap stay di Nanjing University,” katanya.

Komunikasi juga berlangsung dengan Brighstar Education. Lembaga ini merupakan kantor representatif dari Nanjing University. Info terbaru adalah adanya kebijakan dari pihak kampus. Berupa pelarangan keluar dari area kota Nanjing.

Pihak kampus, lanjutnya, meminta seluruh mahasiswa tetap di daerah kampus. Selain itu juga tidak boleh makan makanan dari luar. Setiap mahasiswa diwajibkan masak mandiri. Seluruh bahan baku makanan telah disediakan oleh kampus.

“Nanjing sebenarnya jauh dari Wuhan, sekitar 500 kilometer. Tapi ini merupakan antisipasi, sehingga memang tidak boleh keluar kota. Setiap mahasiswa diimbau menggunakan masker. Adapula pengecekan kesehatan gratis di kampus,” ujarnya.

Dua tenaga pengajar dosen Universitas Ahmad Dahlan (UAD) Jogjakarta juga sempat berada di Wuhan. Hanya,  keduanya kini sudah berada di Indonesia. Kepulangan tenaga pengajar tersebut sejak 25 Desember 2019.

Humas UAD Jogjakarta Ariadi menuturkan, kedua tenaga pengajar tersebut adalah Sucipto dan Arum Priadi. Keduanya tercatat sebagai dosen Pendidikan Bahasa Inggris (PBI) FKIP UAD. Tak hanya berdua, perjalanan ke Wuhan juga bersama 20an mahasiswa asal Indonesia lainnya.

“Dalam rangka kuliah S3 di China Central Normal University di Wuhan. Tapi dua dosen kami ini sudah kembali dua minggu lalu, sebelum maraknya virus korona mewabah,” katanya.

Adanya wabah virus korona menjadi pertimbangan tersendiri. Ariadi memastikan kampusnya melarang kedua dosen itu kembali ke Wuhan. Setidaknya hingga situasi di Tiongkok secara umum kembali kondusif.

“Terpaksa kami larang dulu kembali, meski tujuannya pendidikan. Belum bisa kami pastikan sampai kapan (larangan) tapi setidaknya sampai kondisi disana pulih,” ujarnya.

Salah satu civitas UGM Jogjakarta juga diketahui berada di Tiongkok dan tengah menempuh pendidikan. Hanya saja saat ini domisilnya berada di Kota Zhengzhou, Tiongkok. Info terbaru, dipastikan dalam kondisi sehat dan aman.

“Benar ada, Humas Vokasi yang sedah kuliah di sana. Lokasinya saat ini enam jam naik kereta dari Wuhan. Tapi tetap kami pantau dan komunikasi intens,” jelas Kepala Humas dan Protokol UGM Jogjakarta Iva Ariani. (dwi/ila)