RADAR JOGJA – Komisi A DPRD DIJ merekomendasikan gerakan cinta sungai sebagai upaya pencegahan dan penanggulangan banjir dan tanah longsor. Ketua Komisi A DPRD DIJ Eko Suwanto menyebutkan pentingnya sinergitas antarinstansi penanggulangan bencana untuk mengatasi dampak bencana khususnya di kawasan sungai.
“Kebijakan penting saat ini adalah segera lakukan pemetaan terhadap kondisi sungai sungai rawan bencana, kemudian kita rancang strategi pembangunannya serta dukungan anggarannya. Komisi A bersama Pemda harus duduk bareng dengan BBWSO serta instansi terkait untuk membahas mitigasi kebencanaan di sungai ini,” jelasnya usai seminar kemitraan di Kantor DPRD DIJ, Selasa (28/1). Didampingi Wakil Ketua Komisi A Suwardi dan anggota Hifni Muhammad Nasikh.
Seminar tersebut juga sebagai tindak lanjut dari kunjunga lapangan di Pundong, Bantul dan Kali Buntung Kota Jogja. Diikuti sekitar 150 peserta yang merupakan mitra strategis dalam penanggulangan kebencanaan termasuk Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) DIJ.
“Kami berkomitmen bersama Pemda dan masyarakat DIJ mencintai, menjaga, merawat dan melestarikan sungai di DIJ. Pemda ke depan perlu mengajak masyarakat melakukan penanaman pohon di kawasan sungai,” ujar Eko.
Menurutnya, gerakan cinta sungai juga harus didukung penegakan aturan. Terlebih fakta di lapangan ditemukan talud maupun tanggul yang rusak.
“Ini harus segera ditangani. Kami harapkan tindakan nyata Pemda kerja sama dengan BBWSO agar lekas merencanakan program, kegiatan dan anggaran untuk membenahi sungai yang ada khususnya membangun talud dan tanggul yang rusak”, tegasnya.
Kepala Pelaksana BPBD DIJ Biwara Yuswantana menyampaikan saat ini belum semua sungai yang mengalir di DIJ dipetakan. Oleh karena itu pihaknya berharap kerja sama dan dukungan dari DPRD DIJ. “Memang ada beberapa tempat yang rawan,” ujarnya. (sky/tif)