RADAR JOGJA– Ditjen Perhubungan Darat Kementerian Perhubungan bersama Perum Damri telah menyiapkan moda transportrasi penghubung menuju Yogyakarta International Airport (YIA). Tercatat ada 21 armada yang terbagi dalam dua rute. Seluruhnya beroperasi dari pukul 03.00 hingga 21.00 setiap harinya.

Dirjen Perhubungan Darat Budi Setiyadi berharap strategi ini efektif untuk memfasilitasi penumpang maskapai di YIA. Dia memastikan strategi ini masih tahapan awal. Tak menutup kemungkinan ada penambahan armada dan rute ke depannya.

“Rute pertama dari YIA melewati Ambarketawang, lalu ke Wirobrajan, lanjut ke UGM, jalan Affandi dan berakhir di Hartono Mall. Rute ini kami siapkan 11 armada Damri. Lalu rute kedua dari YIA, Gamping, Ringroad Barat, masuk ke Terminal Jombor menuju komplek Pemkab Sleman dan berakhir di Sleman City Hall. Rute ini disiapkan 10 armada Damri,” jelasnya usai peluncuran angkutan antarmoda YIA di SCH, Kamis (30/1).

Budi menjamin kedua rute tersebut memenuhi kebutuhan penumpang. Jarak interval antarbus diatur seminimal mungkin. Setiap bus, lanjutnya, akan berangkat dengan rentang waktu 20 menit. Kondisi berlangsung sejak operasional dimulai.

Sistem operasional yang diterapkan bukan pemenuhan kuota penumpang. Artinya bus tetap berangkat walau jumlah penumpang minim. Harapannya cara ini mampu memberikan kenyamanan kepada para penumpang maskapai tujuan YIA.

“Jadi mau penumpangnya penuh atau sedikit tetap wajib berangkat. Headway atau waktu antar bus wajib 20 menit. Sesuai dengan arahan pak Menteri (Budi Karya Sumadi) harus dibawah 30 menit,” ujarnya.

Setiap mobil, lanjutnya, mampu menampung setidaknya 20 penumpang. Walau berstatus angkutan antarmoda, Budi menjamin kualitas pelayanan. Jenis bus merupakan kelas eksekutif. Mulai dari kenyamanan kursi, pendingin hingga televisi.

“Kalau berkembang akan ganti kendaraan yang lebih besar. Kedepan harapannya ada angkutan kota juga yang mendukung. Termasuk shelter atau lounge yang disiapkan oleh pemerintah daerah,” katanya.

Untuk memanfaatkan fasilitas, penumpang cukup membayar Rp 25 ribu. Penetapan harga tiket ini telah melalui riset dan survey. Nominal ini juga telah ditopang dengan dana subsidi. Setidaknya pemerintah pusat menggelontorkan Rp 9 miliar untuk subsidi tiket selama satu tahun.

“Subsidi ini total untuk lima rute, termasuk tiga rute kawasan strategis pariwisata nasional (KSPN) Borobudur. Harapannya masyarakat berminat. Sehingga tidak perlu lagi pakai kendaraan pribadi untuk menuju YIA,” ujarnya. (dwi/tif)