RADAR JOGJA – Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Sleman memastikan stok pangan bagi masyarakat aman. Tidak hanya beras, namun juga stok ikan dari hasil budidaya yang bisa mencukupi kebutuhan masyarakat. Stok pangan tersebut diprediksi cukup untuk mengantisipasi adanya kejadian luar biasa (KLB) akibat Covid-19 atau virus korona.
Kepala Dinas Pertanian, Pangan dan Perikanan (DP3) Sleman, Heru Saptono menjelaskan untuk mengantisipasi adanya KLB, pihaknya masih memiliki stok beras sekitar 70 ribu ton yang tersebar di seluruh kelompok tani Sleman. Penyimpanan yang tidak di pusatkan pada satu titik, bertujuan untuk menekan ruang besar yang diperlukan pemerintah. Sehingga nantinya, langsung dikeluarkan oleh kelompok tani saat diperlukan.
Untuk pasokan yang ada, hanya bisa dikeluarkan saat pemerintah kabupaten ataupun provinsi telah menyatakan adanya kedaruratan bencana. “Syaratnya hanya pernyataan dari pemerintah,” kata Heru, Selasa (17/3).
Pada tahun lalu, Sleman memiliki surplus 70 ribu ton beras. Artinya, jumlah tersebut sisa dari hasil produksi dikurangi konsumsi masyarakat. Heru juga mengimbau, agar masyarakat menerapkan program unggulan dari DP3. Yaitu melakukan penanaman pada apa yang saat ini banyak dikonsumsi. Seperti halnya masyarakat yang lebih banyak mengonsumsi beras, maka seharusnya penanaman padi bisa dilakukan secara rutin dan banyak. Sehingga dari sisi stok akan tersedia.
Gerakan teraebut, juga bisa memanfaatkan lahan pekarangan untuk menanam kebutuhan sayur agar tidak bergantung pada pasokan dari luar. “Dengan demikian akan terjadi kecukupan pangan bagi warga,” tambah Heru.
Fase selanjutnya, masyarakat haruslah memakan apa yang sudah ditanam. Hal ini akan mencukupi konsumsi masyarakat pada produk lokal dan mengurangi konsumsi bahan pangan dari luar daerah atau luar negeri. Misalnya pada konsumsi gandum, yang mana maayarakat bisa menggantinya dengan konsumsi ketela. Program tersebut, adalah spirit yang ditanamkan kepada maayarakat agar bisa menghadapi saat adanya goncangan ekonomi maupun bencana agar tetap bertahan dalam hal pangan.
Meskipun memeiliki luas wilayah hanya 18 persen dari keseluruhan DIJ, pihaknya mampu mencukupi kebutuhan beras sebesar 60 persen dari kebutuha provinsi. “Jadi kalau ditarungkan denga kabupaten atau kota, dipastikan Sleman menang,” ungkap Heru.
Selain persediaan beras, cadangan lainnya yang berfungsi menopang pangan masyarakat Sleman adalah dari hasil perikanan, khususnya budidaya. Dalam setahun, produksi ikan di Sleman, mencapai 80 ribu ton. Dengan jumlah ikan tertinggi adalah nila, lele, bawal dan disusul gurame.
Heru mengaku, sebanyak 80 persen produksi ikan di Sleman untuk menopang konsumsi ikan di DIJ. Dibandingkan dengan konsumsi mayarakat, produksi ikan di Sleman masih surplus. Yang mana ketercukupan ikan per kilogram perkapita mencapai 36 kilogram perkapita pertahun. “Sedangkan konsumsinya hanya 32 kilogram perkapita per tahun. Ini yang menjadikan ayem,” ungkap Heru. (eno/bah)