RADAR JOGJA – Gunung Merapi kembali mengalami erupsi, Kamis sore (2/4). Aktivitas ini tercatat kali pertama di awal April. Berdasarkan data Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kebencanaan Geologi (BPPTKG) Jogjakarta, erupsi terjadi selama 345 detik. Catatan seismograf dengan amplitudo 78 milimeter.

Erupsi yang terjadi pukul 15.10 ini memiliki tinggi kolom erupsi mencapai 3.000 meter. Arah angin bertiup menuju arah timur dari puncak Gunung Merapi.

“Erupsi ini didominasi tekanan gas. Masih sama dengan tipikal erupsi sebelumnya,” jelas Kepala BPPTG Jogjakarta Hanik Humaida dihubungi melalui sambungan telepon, Kamis (2/4).

Terkait status, BPPTG Jogjakarta masih mempertahankan dalam level II atau waspada. Karena masih ada aktivitas di kantong dan dapur magma. Selain itu juga masih ada pembentukan kubah lava di Puncak Gunung Merapi.

“Status waspada tetap kami pertahankan. Sudah berlangsung sejak 21 Mei 2018, karena masih ada aktivitas. Tapi memang tidak semasif erupsi 2010,” katanya.

Rentetan lima erupsi Gunung Merapi sebelumnya terjadi di penghujung Maret. Terakhir adalah erupsi Minggu dini hari (29/3), tepatnya pukul 00.15. Aktivitas ini disertai dengan kolom erupsi mencapai 1500 meter dari puncak.
Pada Sabtu (28/3) terjadi dua kali erupsi. Sedangkan di hari Jumat (27/3) tercatat dua kali erupsi. Catatan amplitudo tertinggi pada hari Jumat subuh (27/3) dan Sabtu malam (28/3). Keduanya tercatat di seismogram dengan amplitudo 75 mm.

“Kolom erupsi Jumat (27/3) mencapai 5000 meter, sementara Sabtu malam (28/3) mencapai 3000 meter,” ujarnya.

Kabid Kedaruratan dan Logistik BPBD Sleman Makwan memastikan belum ada hujan abu di wilayah Kabupaten Sleman. Ini karena arah angin bertiup ke arah timur. Walau begitu pihaknya masih terus memantau perkembangan setiap waktunya.

“Untuk saat ini Sleman masih aman belum ada hujan abu. Angin bertiup ke arah timur dari puncak,” katanya. (dwi/tif)