SLEMAN – Sri Hardono, 67, mengajukan diri sebagai calon legislatif (caleg) Partai Nasdem dari Dapil VI wilayah Sleman Utara. Terdiri dari sembilan kecamatan Prambanan, Kalasan, Cangkringan, Ngemplak, Ngaglik, Pakem, Turi, Tempel, dan Sleman.
Sebelumnya dia pernah dua kali mengajukan diri sebagai bacaleg dari partai berbeda. Walau belum berhasil, niatnya mengabdikan diri kepada masyarakat sangat bulat.
”Partai sebagai kendaraan berpolitik, saatnya mengenal lebih dalam dan mengabdi kepada masyarakat,” ungkapnya saat menghadiri acara Morning Tea with The Candidate di Kantor Radar Jogja.
Tujuannya megajukan diri sebagai bacaleg yakni perekonomian Indonesia atas dasar edukasi dan kedisiplinan. ”Edukasi dan kedisiplinan adalah dua hal penting agar Indonesia lebih maju dan sejahtera,” tutur pria kelahiran 1951.
Perlunya restorasi mental dan karakter masyarakat menjadi sorotan tersendiri bagi Handoko. Karena hal tersebut yang harus dipupuk dari awal. ”Disiplin itu penting untuk pengentasan garis kemiskinan. Dengan membudayakan disiplin segala aktivitas, pekerjaan menjadi lancar,” tuturnya.
Hartono, sapaannya, membeberkan kendala warisan sikap masa lalu seperti korupsi yang semakin membudaya. Budaya tersebut menjadi momok bagi masyarakat sehingga berpengaruh pada sikap apatisme masyarakat terhadap politik.
”Standardisasi pendidikan berbudi pekerti sangat dibutuhkan. Tidak hanya sekolah tinggi tapi budi pekertinya nol,” tegas pria yang hobi bermusik ini.
Seadainya terpilih sebagai anggota dewan, dia memilih fokus dalam bidang pendidikan dan agama. Disamping dikenal sosok religius, dia juga memiliki pengalaman mengajar di beberapa perguruan tinggi seperti UGM, UKSW, dan UNDIP.
”Program ke depan yang dicanangkan hal pertama adalah budi pekerti. Misalkan di dalam keluarga, orang tua sangat berperan penting dalam pembentukan karakter anak-anak. Nah itu yang perlu ditekankan,” ujar Handoko yang bertempat tinggal di Kompleks Sanggrahan Kav. 54 Jalan Kaliurang. (cr6/ila)