BANTUL – Harga sejumlah komoditas sejak beberapa hari terakhir kompak naik. Namun, kenaikan harga di sejumlah pasar rakyat ini tidak terlalu signifikan. Kepala Bagian Administrasi Perekonomian Setda Bantul Mulyo Subagyo memastikan kenaikan harga menjelang Natal dan tahun baru (nataru) ini masih dalam tahap wajar.

”Kenaikan harga terjadi karena terjadi lonjakan permintaan,” jelas Yoyok, sapaan Mulyo Subagyo di sela pemantauan harga di Pasar Imogiri, kemarin (18/12).

Dari pantauan, telur ayam ras naik Rp 233. Dari Rp 23.767 menjadi Rp 24 ribu per kilogram (kg). Lalu, cabai merah naik Rp 1.667 ribu. Dari Rp 17.400 menjadi Rp 19.067 ribu per kg. Sedangkan harga cabai rawit naik cukup signifikan. Dari Rp 19.933 menjadi Rp 22.333 per kg.

Yoyok berjanji bakal menjaga kestabilan harga berbagai komoditas ini. Setidaknya hingga nataru. Caranya dengan menyeimbangkan antara stok dan permintaan pasar. Toh, stok beberapa komoditas aman. Stok beras, misalnya, saat ini mencapai 132.372 ton. Lalu, gula pasir 21.022 ton, minyak goreng 17.273 liter. Kemudian, tepung terigu 18.740 kilogram (kg).

”Bawang merah 3.225 kg,” lanjutnya.

Kepala Tim Pengembangan Ekonomi Kantor Perwakilan BI Jogjakarta Probo Sukesi mengungkapkan hal senada. Dia mengimbau agar masyarakat berbelanja sesuai kebutuhan. Agar stok yang tersedia bisa memenuhi kebutuhan masyarakat. Kendati begitu, Probo menegaskan, tim pengendalian inflasi daerah (TPID) telah mempersiapkan sejumlah strategi untuk menjaga ketersediaan bahan pangan. Mulai operasi pasar murah hingga memantau potensi penimbunan barang.

”Kami menggandeng satgas pangan, dinas perdagangan, dan bulog,” ujarnya.

TPID, kata Probo, berkomitmen menjaga inflasi di DIJ berada di titik aman. Apalagi, saat ini baru memasuki masa tanam. Agar inflasi tak menyentuh angka merah seperti tahun lalu.

”Persediaan panen sebelumnya harus dimaksimalkan,” tegasnya. (ega/zam)