PURWOREJO – Pelaksanaan pembangunan infrastruktur dan transportasi sebagai sarana dan prasarana penunjang ekonomi rakyat dari pemerintah pusat di Purworejo dan sekitarnya, mendapat perhatian Komisi V DPR RI Rabu (23/1). Kunjungan kerja spesifik ini dimaksudkan untuk menginventarisasi berbagai permasalahan pembangunan itu.

Kedatangan mereka dipimpin Anton Sukartono Suratto, didampingi sejumlah dirjen dari kementrian terkait. Mereka diterima Bupati Purworejo Agus Bastian di Rumah Dinas Bupati. Tampak mendapingi bupati, seluruh anggota Forkompimda dan jajaran OPD di Pemkab Purworejo.

“Kami ingin mengetahui secara langsung pembangunan infrasrtuktur di Purworejo, antara lain, pembangunan Bendungan Bener dan penanganan Banjir, SPAM Regional Kebumen-Purworejo, dan overpass di Kecamatan Butuh,” kata Anton.

Menurut Anton, kunjungan kerja spesifik itu dalam rangka melaksanakan sebagian fungsi dan tugas dewan, khususnya berkaitan dengan fungsi pengawasan dan fungsi anggaran. Pihaknya perlu datang langsung ke Purworejo karena ada beberapa kegiatan nasional yang dipusatkan di Purworejo dan kabupaten sekitarnya.

Selain itu, dalam kunjungan ini pihaknya ingin mengetahui dan menginventarisasi permasalahan-permasalahan pembangunan infrastruktur yang terkait Kementerian PUPR dan Kementerian Perhubungan, mitra Komisi V DPR RI.

“Semoga dengan kunjungan dan pertemuan ini, masalah infrastruktur dan transportasi di Purworejo dapat menghasilkan solusi yang terbaik untuk seluruh rakyat di Jawa Tengah pada umumnya dan Kabupaten Purworejo pada khususnya,” harap Anton.

Bupati Agus Bastian mengungkapkan Purworejo berada di tengah jalur perlintasan kota-kota besar yakni Jakarta, Jogjakarta dan Semarang. Saat ini ada empat proyek strategis nasional (PSN) di wilayah Purworejo dan sekitarnya yang diharapkan bisa menjadi pengungkit perkembangan kawasan selatan Jawa Tengah.

“Empat PSN itu, antara lain, New Yogyakarta International Airport (NYIA) yang akan menjadi pemicu tumbuhnya bordercity di Jawa Tengah bagian selatan, Badan Otorita Borobudur sebagai salah satu dari 10 Bali baru, Bendungan Bener yang akan menjadi bendungan tertinggi dan rel ganda Kutoarjo-Kroya untuk meningkatkan akses ke Stasiun Besar Kutoarjo,” kata bupati.

Menurut bupati, pembangunan infrastruktur dan transportasi merupakan prasyarat mutlak untuk mendukung pengembangan wilayah. Meski demikian ada beberapa permasalahan yang dihadapi dan membutuhkan solusi.

“Kami membutuhkan penanganan kawasan rawan banjir di wilayah Kecamatan Pituruh, Butuh, Grabag, Bagelen, Purwodadi dan Ngombol, yang mengalami banjir setiap tahun. Kegiatan yang diusulkan adalah normalisasi dan perbaikan tanggul di daerah aliran sungai (DAS) Wawar, Cokroyasan dan Bogowonto,” tambah bupati.

Selain itu dalam upaya memberikan dukungan aksesibilitas transportasi dari Bandara NYIA menuju perkotaan Purworejo-Kutoarjo, membutuhkan peningkatan kapasitas jalan-jalan arteri (nasional) maupun kolektor (provinsi maupun kabupaten). Dibutuhkan pula pengelolaan perlintasan sebidang pada jalur rel ganda yang selama ini menjadi beban pemkab, diharapkan seluruhnya bisa dikelola PT KAI, yaitu di Krendetan, Tegalkuning, Bayem, dan Andong.

“Tidak kalah penting lampu PJU untuk Daendels, penyediaan air bersih, pendidikan kedirgantaraan dan pariwisata serta pembangunan sekolah vokasi di Bruno. Lainnya pengembangan Stasiun Wojo yang berjarak sekitar 5 km dari bandara serta rehabilitasi Bendung Tegalduren yang meliputi empat daerah irigasi dan mengairi 400 hektare lahan pertanian,” ungkap Bastian.

Menanggapi berbagai usulan Pemkab Purworejo itu, anggota DPR RI Sudjadi mengungkapkan, pihanya akan menginventarisasi berbagai kebutuhan dan mengusulkan ke pihak terkait. Pihaknya berjanji akan mengawal, sehingga setiap usulan bisa ditindaklanjuti dengan baik. (udi/laz/fn)