JOGJA – Keamanan rumah yang ditinggal mudik, tak hanya dari aksi pencurian. Dinas Kebakaran Kota Jogja juga mengingatkan ancaman kebakaran pada rumah kosong.

Kepala Seksi Operasional Penyelamatan Dinas Kebakaran Kota Jogja Mahargyo menyebut, potensi kebakaran pertama yang paling banyak terjadi penyebabnya itu adalah korsleting listrik. Yang kedua karena kompor. “Biasanya itu terjadi ketika rumah dalam keadaan kosong. Atau kebakaran itu tidak diketahui, saat sudah besar baru diketahui,” ujar Mahargyo, kemarin (1/6).

Menurut dia, sebelum membesar, si jago merah memiliki siklus. Siklusi tersebut dimulai dari yang terkecil, besar, besar lagi dan kecil. Kalau sudah siklus yang besar dinamakan flash over. Jika itu terjadi sudah tidak bisa dikendalikan.

“Untuk di ruangan kecil 3 4, paling tidak butuh waktu tiga menit untuk menjadi flash over. Saat flash over itu misalnya di ruangan ini panas. Saking panasnya benda benda yang jauh pun akan terbakat walaupun tidak terkena api,” jelasnya.

Sebagai antisipasi, Mahargyo mengingatkan saat mudik lebaran atau akan meninggalkan rumah dengan waktu yang lebih dari 24 jam, sebaiknya peralatan listrik dicabut.

“Kalau ada korsleting listrik itu bukan kabelnya yang korslet, tapi peralatannya yang korslet. Kalau kabel yang korslet pasti jeglek saklarnya,” katanya.

Di mengimbau untuk mencabut alat elektronik yang memiliki tegangan listrik. Pun dengan kondisi kabel. Harus sering untuk dilakukan pengecekan. Kalau kabel sudah lama, dan tidak sesuai dengan peruntukan, akan terjadi korsleting.

“Sementara itu untuk menghidupkan barang dengn tegangan yang besar, seperti mesin cuci, kulkas, dispenser itu harusnya menggunakan kabel berukuran besar. Karena kalau kabel kecil nanti arusnya tidak kuat. Jangan lupa tabung gas dicopot jika ingin meninggalkan rumah,” tambahnya.

Bentuk antisipasi lain, Dinas Kebakaran Kota Jogja juga telah melakukan koordinasi dengan camat dan lurah untuk memastikan keamanan rumah yang ditinggal mudik. Termasuk dengan mengaktifkan siskamling memantau rumah-rumah yang ditinggal mudik penghuninya.

“Cara paling efektif memang dengan menitipkan rumah pada tetangga, sehingga bisa ikut memantau,” ujarnya.

Dinas Kebakaran Kota Jogja sendiri telah menyiapkan tiga peleton yang bergiliran berjaga di setiap harinya. “Persiapan menjelang ramadan ya kami tetap standbye tidak ada libur, perhari satu pleton satu peleton yang berjaga sekitar 25 orang,” tambahnya. (cr8/pra)