JOGJA – Hari pertama revitalisasi awal tembok Pojok Beteng Kulon membuahkan hasil. Tim yang bekerja membongkar lapisan aspal di Jalan Nagan Kidul, persisnya di Gerbang Butulan Rabu (31/7) menemukan struktur bangunan fondasi. Bangunan berupa susunan bata kuno itu diyakini fondasi beteng.

Susunan bata itu, antara lain, ada yang berada di kedalaman sekitar 48 sentimeter di bawah aspal. Ada pula yang di kedalaman 72 sentimeter.

Pengawas Arkelogi Balai Arkeologi DIJ Muhammad Chawari memperkirakan, struktur bangunan fondasi itu sudah ada sejak era Hamengku Buwono I hingga Hamengku Buwono II.

Selain susunan bata kuno, tim yang melibatkan arkeolog BPCB dan Balai Arkeologi ini DIJ ini juga menemukan kontruksi lain. Yang berbeda, kontruksi ini bukan fondasi beteng. Melainkan bangunan baru. Lantaran, antara lain, berupa cor semen dan besi.

”Ada bata baru juga. Sepertinya untuk pengerasan pembuatan jalan,” jelas Chawari saat ditemui di Pojok Beteng Kulon Rabu.

Tim sangat berhati-hati saat membongkar lapisan aspal. Pertimbangannya, bangunan fondasi beteng merupakan cagar budaya.

Menurut Chawari, tim memang menggunakan alat berat. Tapi, alat berat itu hanya untuk membongkar lapisan aspal. Selebihnya, tim hanya bekerja secara manual.

”Pakai tenaga manual, seperti cetok. Harus memakai sistem ekskavasi arkeologi,” katanya.

Nah, pencarian fondasi awal dan struktur asli beteng yang dimulai hari ini melibatkan tim ekskavasi arkeologi. Mereka akan bekerja selama sepekan. Tepatnya hingga Jumat (9/8).

Arkeolog BPCB DIJ Retno Isnurwindryaswari memastikan, Gerbang Butulan merupakan kontruksi baru. Alias bukan satu paket dengan Pojok Beteng Kulon. Akses jalan yang menghubungkan Kecamatan Kraton dan Kecamatan Mantrijeron itu baru dibangun di era HB VII hingga HB VIII.

Dalam proyek revitalisasi ini, Pemprov DIJ ingin mengembalikan beteng seperti semula. Gerbang Butulan yang dianggap merupakan kontruksi baru pun bakal ditutup. Dengan membangun tembok beteng baru.

Menurut Retno, pembangunan tembok baru itu dengan teknik kosod. Perekatan antarbata merah hanya menggunakan tanah. Kendati begitu, Retno menyerahkan sepenuhnya kepada pemprov. Apakah Gerbang Butulan sekadar ditutup dengan tembok atau dikembalikan seperti kontruksi semula. (dwi/zam/rg)