RADAR JOGJA – Aksi yang digelar mahasiswa membuat Simpang Tiga Gejayan ditutup selama hampir empat jam. Aksi berlangsung tertib, kemarin.

Satu per satu peserta aksi pulang pukul 17.05. Sebagian membersihkan sampah plastik yang tercecer di jalan.

Tuntutan mereka, menghapus dominasi oligarki. Mereka tergabung dalam Aliansi Rakyat Bergerak. Datang ke Simpang Tiga Gejayan mulai pukul 12.35. Orasi dimulai pukul 14.31.

Koordinator Umum Aliansi Rakyat Bergerak Rico Tude mengatakan aksi tersebut merupakan kegelisahan mahasiswa. Termasuk menyuarakan penolakan regulasi yang dibuat tanpa melihat kepentingan rakyat.

“Regulasi tidak memihak kepentingan rakyat, di antaranya RKUHP UU KPK, dan UU Pertanahan,” kata Rico, Senin (23/9).

Kapolres Sleman AKBP Rizky Ferdiansyah menjelaskan aparat kepolisian fokus pada pengamanan lalu lintas. “Dari awal, kami pantau para mahasiswa datang dari mana kami bantu (agar perjalanan lancer). Pulang juga kami bantu,” jelas Rizky.

Aksi yang berlangsung tertib diapresiasi Rizky. “Saya kira bisa dicontoh, aksi tertib, pengamanan juga hanya fokus di lalu lintas. Tidak ada personel membawa senjata dan berhadap-hadapan langsung dengan peserta aksi,” ujarnya.

Rizky menurunkan sekitar 200 personel dari Polres Sleman. Paling banyak polisi lalu lintas. Di-backup Polda DIJ. “Namun Polda hanya standby di Mapolda. Mahasiswa kooperatif, jadi tidak ada masalah,” terangnya.

Sementara itu, sejumlah tenaga medis dan mobil ambulans bersiaga saat aksi berlangsung. ‘’Kami mengerahkan lima ambulans untuk bersiaga di sekitar Jalan Kolombo,’’ ujar Pengurus Komunitas Ambulans Muhammadiyah DIJ Arif Sulistyanto.

Lima peserta aksi mendapatkan bantuan medis. “Tidak ada yang pingsan. Cuma klenger dan lemas,’’ katanya.

Ada peserta yang kepanasan, sesak napas, belum makan, dan punya penyakit bawaan seperti asam lambung. “Yang lemas ada dua dari UII. Lalu diantar ke kampus UII di Cik Ditiro untuk penanganan,’’ katanya.

Relawan kebersihan memunguti sisa-sisa sampah. Didominasi puntung rokok, gelas, kertas, dan botol plastik.

Salah seorang relawan, Santi, mahasiswa UII mengumpulkan sampah sendirian. “Saya nggak bisa diam kalau lihat banyak sampah. Membela negara perlu, namun bumi juga perlu dibela,’’ paparnya. Dia mengumpulkan sampah sebanyak dua trash bag besar. (har/cr16/iwa/rg)