DI FILM ini, bagi saya Brad Pitt siap masuk bursa aktor utama terbaik dalam sirkuit ajang penghargaan film tahun ini. Memang karakternya tak monumental, tapi beberapa momen dalam film telah berhasil dia perankan secara tulus dan mendalam.

Dalam film ini Pitt memerankan karakter seorang astronaut yang diutus menjalankan misi sangat rahasia ke ujung galaksi demi menyelamatkan bumi dari ancaman Gelora (pancaran berupa lonjakan daya dari planet luar yang destruktif dan mengancam kelangsungan hidup di bumi). Misi ini ternyata juga membawanya pada perjalanan emosional. Dia menjalankan sebuah misi sangat rahasia yang menghubungkannya dengan kiprah karier sang ayah (yang juga seorang antariksawan yang hilang tanpa jejak) pada proyek ekplorasi angkasa pada tiga dekade silam.

Bagi saya, plot film ini renggang. Penggambaran krisis globalnya pun tak begitu dipedulikan. Saking renggangnya, tempo film terasa begitu lambatnya. Untungnya, beberapa adegan aksi bersifat fiksi ilmiahnya cukup meyakinkan. Saya anggap sang strada bersama tim efek visual dan teknisnya berhasil membangun dunia masa depan dekat yang tampak dan terasa nyata.

Untungnya yang lain dalah elemen drama dalam film ini mapan berkat nuansa deskriptif  dengan teknik monolog batin yang cukup efektif. Diperkuat lagi dengan yang telah saya singgung di atas: olah peran dari karakter utamanya, Brad Pitt.

Pilihan penulis skrip dan sutradara dalam membangun drama emosional hubungan antara anak dan ayah melalui latar cerita fiksi ilmiah ini menurut saya terbilang cukup proporsional. Pilihan yang mungkin saja akan mengecewakan bagi penonton film yang mengharapkan kisah fiksi ilmiah penuh aksi.

Percayalah, film ini bukan berniat menyajikan keseruan petualangan galaksi. Film ini mendeskripsikan sebuah kerinduan mendalam yang terpendam yang berparalel dengan tujuan misi eksplorasi pencarian kehidupan di luar sana: antariksa yang sarat misteri sekaligus bisa menjadi sarana pelarian.

Kedalaman gagasan dasar tentang humanisme dalam film ini begitu lembut. Sampai kebosanan yang melandaku pada fase bangunan awal plotnya terbayar lunas ketika melalui momen²subtil yang dihadapi karakter yang Pitt perankan. Sungguh suatu kehangatan bisa menyaksikan Pitt begitu menjiwai memainkan perannya.

Inilah satu drama fiksi ilmiah yang cukup sunyi. Di dalam kesunyiaannya yang kadang tergambar puitis, ia mengajak kita sebagai penonton bertanya-tanya tentang kesemestaan apa atau siapa yang sebenarnya kita cari dalam hidup. Yang membuat antariksa pun tampak menjadi jalar frustrasi yang terpendam dari pencarian itu. (ila)

*Penulis adalah penggemar film dalam negeri dan penikmat The Chemical Brothers yang bermukim di Jogja Utara