RADAR JOGJA – Kebakaran menimpa SMAN 1 Jogjakarta di kawasan Wirobrajan, Kota Jogja, Jumat pagi (4/10). Sebanyak tiga ruangan ekstrakurikuler ludes dilalap si jago merah. Musibah tak menimbulkan korban jiwa dan kerugian materi ditaksir Rp 100 juta.
Kepala Sekolah SMAN 1 Kota Jogja Miftakodin menjelaskan, kebakaran terjadi di ruang belakang sisi timur. Api melalap bangunan yang biasanya dijadikan ruang kegiatan siswa. Tiga ruang yang hangus adalah ruang Sanggar Pramuka, Teladan Science Club (TSC), dan Teladan Junior Red Cross Association (TJRC).
Menurutnya, api berasal dari ruangan TSC yang berada di bagian tengah gedung. Api lantas membesar dan merembet ke dua ruangan. Ini karena di dalam ruangan banyak terdapat bahan yang mudah terbakar seperti kertas, karpet, kayu, dan buku.
Sebab kebakaran diduga karena adanya hubungan arus pendek listrik. “Kelas-kelas yang terbakar memang sudah tua dan perlu segera diperbaiki,” jelas Miftakodin.
Untuk mencegah hal serupa, pihaknya akan memperkuat standar operasional prosedur dalam penggunaan ruang kelas. Termasuk standar sarana prasarana yang ada. “Kebetulan ruang ini memang cukup tua dan kami cukup khawatir juga waktu itu. Ke depan lebih hati-hati,” ucapnya.
Bambang Kusnanto, guru olahraga, menjelaskan, kronologi kejadian yang menimpa SMA Teladan ini. Dia mendapat laporan kebakaran dari siswa pukul 06.30. Saat itu api sudah mulai berkobar ke luar ruangan. Pihaknya berusaha memadamkan api dengan peralatan seadanya bersama guru, siswa, karyawan, dan masyarakat setempat.
Sekitar pukul 07.00, satu unit pemadam kebakaran datang ke lokasi. Berselang 30 menit api berhasil dipadamkan. Siswa bisa kembali melanjutkan kegiatan seperti semula. “Kebakaran tidak mengganggu proses pembelajaran di sekolah. Siswa sudah berkegiatan seperti biasa sekitar pukul 08.00,” paparnya.
Ia menduga korsleting listrik menjadi penyebabnya. “Mungkin ada yang lupa mematikan kipas atau alat elektronik lainnya,” paparnya. Kerugian aling besar yakni bangunan. Isi ruangan hanya tropi, tongkat pramuka, tenda, alat-alat kesehatan, buku, dan alat peraga. “Sebagian masih ada yang terselamatkan,” jelas Bambang. (cr16/laz)