RADAR JOGJA – Prodi Ilmu Pemerintahan (IP) Fakultas Isipol Universitas Muhammadiyah Yogyakarta (UMY) mengadakan Pelatihan Softskill Spiritual Leadership di Ayola Tasneem Convention Hotel, Sabtu (19/10).
Diikuti 275 Mahasiswa IP angkatan 2019, kegiatan yang berlangsung selama satu hari ini mengusung tema Membentuk Spiritualitas Kepemimpinan dalam Mempersiapkan Generasi Unggul di Era Disrupsi.
“Ini penting, sebab output kegiatan ini nantinya mahasiswa memiliki kemampuan kepemimpinan yang agamis sehingga dapat diterapkan pada diri sendiri dan masyarakat,” ujar Ketua Panitia Pelatihan Softskill Alfi Novriando kepada Radar Jogja.
Alfi mengungkapkan, pelatihan softskill semacam ini rutin diselenggarakan oleh Laboratorium IP UMY di bawah arahan koordiantor laboratorium Sakir Ridho Wijaya.
Hal tersebut dilakukan guna meningkatkan knowledge dan softskill Mahasiswa. Sehingga kompetensi yang didapatkan di Ilmu Pemerintahan setelah lulus lengkap meliputi knowledge dalam segi hardskill dan softskill.
“Knowledge bisa didapatkan dari bangku perkuliahan dan praktek, sedangkan softskill bisa kita asah dalam pelatihan-pelatihan, diskusi kecil ataupun workshop,” tambahnya.
Sementara itu Ketua Prodi Ilmu Pemerintahan UMY Muchamad Zaenuri menegaskan pelatihan Softskill Spiritual Leadership merupakan kewajiban bagi seluruh mahasiswa IP.
Tujuannya, untuk meningkatkan kemampuan mahasiswa IP UMY yang nantinya setelah lulus hal tersebut akan berguna ketika sudah memasuki dunia kerja.
Zaenuri memaparkan, kegiatan ini tidak terpisah dari kurikulum, dan setiap semester mahasiswa akan di gembleng dengan metode-metode yang lebih interaktif menambah kompetensi mereka. Banyak alumni IP UMY yang berhasil di dunia kerja karena ilmu-ilmu yang mereka dapatkan dari pelatihan softskill.
“Ini adalah softskill di semester pertama kalian, dan masih ada lima softskill lagi yang akan diadakan di setiap semester yang semakin menambah kompetensi mahasiswa,” ungkap Zaenuri dalam sambutannya.
Dalam pelaksanaannya, Lab IP UMY juga menggandeng Crista Manajemen Indonesia yang merupakan lembaga pengembangan karier profesional yang berada di wilayah Jogjakarta.
Sebagai pemateri, founder sekaligus CEO Crista Manajemen Indonesia Risma Kusumanendra menjelaskan, ada tiga keterampilan yang harus dimiliki. Yakni keterampilan berkomunikasi yang baik, keterampilan menguasai teknologi, dan keterampilan investasi.
“Investasi yang dimaksud bukan berupa material atau uang, melainkan investasi tingkah laku dan perilaku,” katanya.
Dalam prakteknya, Risma menggunakan metode pelatihan yang bersifat interaktif yang disebut inspiring braining. Mahasiwa dibagi menjadi 16 kelompok, selanjutnya masing-masing kelompok akan didampingi oleh satu orang trainer.
Dalam kelompok tersebut akan diajarkan praktek langsung bagaimana cara berbicara dengan etika yang baik dan cara berkomunikasi dengan benar.
“Dengan spiritual yang kuat, tentunya setiap mahasiswa akan memiliki hati nurani yang juga baik pula dalam memimpin,” ujar Risma yang juga merupakan alumni UMY tahun 1999 ini. (sce/naf/tif)