RADAR JOGJA – Masyarakat di Daerah Istimewa Jogjakarta (DIJ) berkesempatan menyaksikan fenomena gerhana matahari cincin (GMC) Kamis siang (26/12). Sinar matahari sempat ”menghilang” akibat tertutup bulan. Peristiwa ini dinilai sebagai pengingat manusia akan kebesaran Tuhan.
Selain di DIJ, fenomena tersebut dapat disaksikan di berbagai wilayah Indonesia. Di antaranya, Nangroe Aceh Darussalam, Sumatera Utara, dan beberapa provinsi di Pulau Kalimantan.
Salah satu lokasi di DIJ yang dimanfaatkan masyarakat untuk menyaksikan fenomena GMC adalah kawasan Masjid Gedhe Keraton Jogja yang berada di Kauman, Kota Jogja.
Di dalam masjid diselenggarakan salat gerhana. Salat dipimpin Muhaimin Al Basyir. Salat sunah itu diikuti banyak masyarakat dan wisatawan.
Setelah salat, disampaikan khutbah dengan khatib Gunawan Budiyanto. Dalam khutbahnya, Gunawan berpesan agar fenomena gerhana matahari cincin ini bisa menjadi pengingat bagi manusia akan kebesaran Tuhan. Bahwa segala sesuatu yang terjadi di dunia tak lepas dari kuasa Yang Maha Esa.
Selain itu, Gunawan juga melihat fenomena gerhana matahari cincin ini dari segi keilmuan. “Ini memberikan tantangan kepada manusia untuk terus berinovasi di bidang teknologi,” tandasnya.
Di halaman masjid tersebut, ada pula pengamatan gerhana yang diinisiasi Jogja Astro Club (JAC). Mereka membawa berbagai peralatan seperti teleskop dan kacamata khusus. Masyarakat yang datang ke Masjid Gedhe tampak antusias menyaksikan proses bulan secara perlahan menutupi pantulan sinar matahari.
Anggota JAC Mutoha Arkanuddin menjelaskan, cuaca di Kota Jogja saat GMC terjadi cukup cerah. Hal itu memudahkan masyarakat menyaksikan peristiwa istimewa tersebut. “Tadi (kemarin) sekitar pukul 11.00 proses gerhana matahari cincin sebagian sudah bisa disaksikan,” ujarnya kepada Jawa Pos Radar Jogja, Kamis (26/11).
Mutoha mengungkapkan, masyarakat jangan menyaksikan proses GMC sebagian dengan mata telanjang. Menurutnya, hal itu bisa membahayakan kesehatan mata. “Ya, bahayanya sebenarnya sama saja dengan kita menatap matahari di hari biasa dengan mata telanjang,” jelasnya.
Dia juga menyatakan, fenomena semacam ini akan cukup lama lagi terjadi dan dpat disaksikan masyarakat di DIJ. Menurut perhitungannya, paling cepat fenomena gerhana matahari bisa terjadi dalam jangka waktu lima tahun mendatang. (cr12/amd/tif)