RADAR JOGJA – Batik saat ini banyak digemari oleh banyak kalangan. Tak hanya batik klasik, namun juga kontemporer. Tak heran jika saat ini banyak perajin dan seniman batik yang menciptakan motifnya sendiri. Salah satunya Magani Natural Dye.
Founder sekaligus owner Magani Natural Dye Zulva Andina mengatakan, desain menjadi kelebihan karyanya batiknya. Selain eksklusif, yakni tak ada yang benar-benar sama dalam satu lembar kain juga tak ada patokan khusus dalam tahap pencelupan sehingga tak selalu warna tertentu yang muncul.
Dia mengungkapkan, proses kreatif yang dilalui paling sering adalah improvisasi desain saat mencanting. Jadi desain yang sudah dibuat di kertas pasti akan berkembang seiring proses pencantingan. Bisa dipastikan akan pertambah ornamen baru diluar desain awal.
”Saat pencelupan pun tidak ada patokan harus mencapai warna tertentu. Contoh Jika ditengah pencelupan warna biru muncul rasa ”kok wagu ya” dan melihat punya stok pewarna alam lainnya pasti akan saya coba mencelupkan ke warna lain. Itu yang membuat saya selalu mendapatkan efek kejut dari setiap karya,” ungkapnya dihubungi Senin (2/3).
Dia mengungkapkan, kain yang digunakan merupakan kain produksi lokal dari pabrik di Tegal, Jwa Tengah. Menariknya, pewarna yang dia pakai merupakan pewarna alami dari akar maupun kulit kayu.
”Pewarna yang digunakan merupakan pewarna alam hasil petani lokal,” jelas ibu satu putra ini.
Zulva mengungkapkan, untuk Magani Natural Dye sendiri saat ini masih berupa lembaran kain batik. Produk yang dihasilkan Magani, lanjutnya, sebenarnya ada beberapa jenis. Mulai dari pakaian, sapu tangan, syal, dan jarik atau kain. ”Karya dari Magani bisa dilihat di akun Instagram @magani.cp,” tuturnya. (ila)