RADAR JOGJA – Jajaran Satreskrim Polres Sleman masih mendalami petunjuk pembunuhan Siti Baniyah, 37. Dia yang ditemukan tewas di kamar sebuah hotel di Condongcatur, Depok, Sleman, Kamis dini hari (5/3). Hasil penyelidikan sementara ditemukan bukti rekaman CCTV milik hotel. Terduga pelaku sempat terekam dari lobi hingga menuju kamar korban.

Kapolres Sleman AKBP Rizky Ferdiansyah menuturkan, sudah ada keterangan sejumlah saksi. Mulai dari rekan korban hingga pihak keamanan dan manajemen hotel. Dari keterangan sementara, terungkap profesi korban adalah pekerja seks komersial (PSK) online. Korban berasal dari Wonosobo Jawa Tengah.

“Hasil pemeriksaan sementara tak ada barang berharga milik korban yang hilang. Pelaku diduga sudah kenal atau setidaknya sudah berkomunikasi sebelumnya. Ini karena saat kejadian, pelaku sudah ada di kamar korban,” jelasnya ditemui di Mapolres Sleman, Jumat (6/3).

Dalam olah tempat kejadian perkara juga ditemukan bukti kuat. Salah satunya adalah belati yang diduga untuk membunuh korban. Senjata tajam tersebut ditemukan di kamar tempat korban menginap.
Penyidik juga menemukan ceceran darah di kamar maupun lorong depan kamar korban. Diduga korban Siti Baniyah sempat melakukan perlawanan. Hipotesa ini selaras dengan keterangan saksi yang berada di lokasi.

“Awalnya temannya (saksi) sempat bertemu korban, dan korban bilang masih ada tamu lagi dan mereka kembali ke kamar masing-masing. Tak selang lama temannya mendengar teriakan minta tolong dari kamar korban,” ujarnya.

Kasatreskrim Polres Sleman AKP Rudy Prabowo menambahkan kronologi kejadian. Pasca teriakan, suami rekan korban langsung menuju asal suara. Sempat digedor namun tak mendapat rerspon.

Saat memanggil pihak keamanan, tiba-tiba korban membuka pintu. Saat itu kondisi korban sudah berlumuran darah. Hasil pemeriksaan, ada empat luka tusuk di leher korban dan masing-masing satu luka terbuka di punggung kiri dan lengan kiri korban.

“Penganiayaan yang mengakibatkan meninggal dunia terjadi di kamar, tapi korban meninggal di lorong depan kamar. Setelah pintu terbuka, korban langsung ambruk,” jelasnya.

Kepanikan tersebut dimanfaatkan terduga pelaku untuk melarikan diri. Tidak melalui pintu kamar dan lobi hotel. Dugaan kuat pelaku kabur melalui jendela kamar. Selanjutnya menggunakan tangga AC untuk turun dari lantai enam.

“Semua tamu keluar, panik karena dengar teriakan. Sempat sudah panggil ambulans, tapi sayangnya nyawa korban tetap tidak terlolong. Meninggal karena kehabisan darah dan luka tusukan,” ujarnya.

Timnya tengah mendalami waktu pra hingga pasca kejadian. Sejumlah fakta terkuak selama proses penyelidikan. Korban dan rekannya cek in di Grand Sarila Hotel pukul 12.00, Rabu (4/3). Korban menginap di kamar 619.

Sebelum kejadian pembunuhan, korban sempat menerima seorang tamu. Hal ini dikuatkan dari keterangan saksi W. Korban sempat melayani tamunya hingga pukul 23.00. Rombongan tamu terpantau keluar hotel pukul 23.30.

Jeda hingga waktu kejadian, korban sempat bertemu saksi W. Kepada rekannya, Siti menceritakan ada tamu baru. Sehingga korban memilih untuk tetap menunggu di kamar hotel tersebut. Saksi W kembali ke kamarnya menginap nomor 617.

“Selang sekitar 20 menit atau tepatnya 02.30 Kamis dini hari (5/3), saksi W mendengar teriakan korban. Saat itu yang pertama mendatangi kamar korban, suami dari W,” katanya.

Mantan Kasatreskrim Polres Bantul ini memastikan terduga pelaku terekam CCTV Hotel. Terlihat bahwa pelaku langsung menuju kamar 619. Jeda antara kedatangan terduga pelaku hingga kejadian berkisar 30 menit.

“Pelaku ini lewat pintu depan, naik ke lantai 6 jam 02.00 pagi. Usai kejadian tidak terpantau kamera. Ternyata kabur lewat jendela dan turun pakai tangga AC,” ujarnya.

Rudy menyatakan akan menuntaskan penyelidiakan. Terlebih bukti-bukti dan keterangan saksi sudah cukup komplit. Langkah selanjutnya adalah melacak keberadaan pelaku pembunuhan.

“Dalam kesempatan ini saya meminta semua pengelola hotel mengevaluasi sistem penerimaan tamu mereka. Jangan sampai orang luar masuk kamar tanpa melalui ijin petugas resepsionis,” pesannya.(dwi/tif)