RADAR JOGJA – Aktivitas pelayanan Kepolisian Sektor (Polsek) Bagelen di Purworejo terhenti untuk sementara. Ini dipicu adanya luapan air yang melanda kawasan Desa Bapangsari Kecamatan Bagelen, Purworejo, Kamis (5/3).

Genangan ini muncul karena luapan anak sungai Bogowonto yang tersendat alirannya. Karena banjir di Sungai Bogowonto. Banjir itu sendiri karena curah hujan yang tinggi di beberapa wilayah di Kabupaten Purworejo serta Magelang dan sekitarnya.

Penampakan luapan di Polsek Bagelen ini terlihat menarik karena posisi kantor yang ada di Jalan Raya Purworejo-Jogjakarta. Bahkan, papan nama Polsek tinggal beberapa sentimeter saja dari permukaan air.

Kapolsek Bagelen, AKP Sarjana mengungkapkan jika kantornya memang lebih rendah dari jalan raya. Dan banjir menjadi hal yang biasa terjadi. “Air mulai masuk ke halaman sekitar pukul 07.00, tapi baru masuk kantor sekitar pukul 08.00 dan semakin meninggi di siang hari,” kata Sarjana.

Adanya luapan itu menjadikan aktivitas layanan terhenti. Hanya saja pihaknya tetap membuka ruang komunikasi dengan masyarakat dan anggota ada yang tetap berada di lapangan.

Tidak hanya di wilayah Bapangsari Bagelen saja yang terjadi banjir, ada beberapa tempat lain yang juga tergenang diantaranya Desa Dadirejo, Desa Kalireo dan beberapa lainnya di Kecamatan Bagelen.

Mantan Kepala Desa Kalirejo, Kecamatan Bagelen, Sujono mengungkapkan jika luapan air di wilayah desanya mencapai 1,5 meter dan membuat arus transportasi dari Cangkrep menuju ke Bagelen terhenti. “Di Kalirejo air mulai naik sekitar pukul 05.00 pagi tapi sekitar jam 08.00 sudah turun,” kata Sujono.

Di Bapangsari, tercatat 100 orang diungsikan ke masjid Al Mustakim. “Hujan mulai turun sejak Rabu (4/3) siang dan agak deras jam 15.00 yang berlanjut hingga malam dan pagi ini (kemarin,red),” kata Kepala Desa Bapangsari, Taryono.

Fokus evakuasi dilakukan kepada wanita, orang tua dan balita. Dari keseluruhan delapan RW didesanya, tercatat ada tujuh RW yang terdampak banjir.”Kalau banjir itu biasanya ketinggiannya bisa mencapai dua meter khususnya yang ada di pinggiran Sungai Bogowonto,” imbuh Taryono.

Taryono menambahkan, kejadian ini merupakan bencana banjir terbesar kedua kalinya di Desa Bapangsari, setelah sebelumnya terjadi 2019 lalu. Menurutnya, kondisi ini terjadi karena dampak pembangunan parapet di tepi Sungai Bogowonto di sisi seberang, sehingga berimbas ke Desa Bapangsari. “Yang semula air sungai menyebar, sekarang karena ada parapet akhirnya air masuk ke Bapangsari dan Desa Bugel. Sebelumnya bencana banjir tiap tahun memang ada, tapi tidak seperti ini, masih bisa terkendali,” tambahnya.

Sementara itu, Bupati Purworejo Agus Bastian mengungkapkan jika banjir terjadi di lima kecamatan yakni Kecamatan Bagelen, Purwodadi, Ngombol, Grabag dan Butuh. Sedangkan yang sebagian lahan pertaniannya terdampak banjir ada di tujuh kecamatan yakni Kecamatan Bagelen, Purwodadi, Ngombol, Grabag, Butuh. Pituruh dan Bayan.

Total warga yang mengungsi hingga Kamis (5/3) siang tercatat di Desa Bapangsari sejumlah 152 orang. Sebanyak 84 orang mengungsi di Masjid Bojong dan 68 orang di Dusun Sangkalan. “Sedangkan di Desa Dadirejo Kecamatan Bagelen, terdapat 65 orang warga yang mengungsi di Puskesmas Wojo dan di rumah Kadus Jambu,” kata Bupati. (udi/pra)