RADAR JOGJA – Nama Fariq Hitaba terus merokat dalam beberapa tahun terakhir. Wasit yang berada di bawah naungan Asprov PSSI DIJ itu terus dipercaya memimpin pertandingan-pertandingan penting. Salah satunya adalah laga final Piala Indonesia 2019 lalu. Bagaimana ceritanya?
HERY KURNIAWAN, Jogja, Radar Jogja
Final Piala Indonesia 2019 berlangsung dua leg. Leg pertama dilangsungkan di Stadion Gelora Bung Karno, Jakarta pada 21 Juli 2019 berlangsung dengan lancar. Persija yang bertindak sebagai tuan rumah berhasil mengalahkan PSM Makassar dengan skor tipis 1-0 di hadapan 70 ribu lebih pendukungnya.
Kemudian, leg kedua direncanakan berlangsung pada 5 Agustus. Namun, sempat terjadi kericuhan di Stadion Andi Mattalata, Makassar. Laga final tersebut harus ditunda selama sepekan. Laga leg kedua itu baru bisa dilaksanakan pada 6 Agustus 2019.
Kebetulan, Fariq Hitaba mendapatkan kesempatan untuk bertugas di laga super genting itu. Di sela kesibukannya memimpin pertandingan di Liga 1, Fariq sempat berbincang sebentar dengan Radar Jogja.
Fariq menceritakan bagaimana susasana mencekam sudah dia rasakan sejak kedatangan di Bandara Sultan Hasanudin Makassar jelang laga final Piala Indonesia. “Sejak di bandara kami sudah mendapatkan pengawalan ketat dari puluhan polisi bersenjata,” kisahnya.
Namun, laga final tersebut berjalan dengan lancar. PSM Makassar berhasil mengalahkan Persija di leg kedua dengan skor 2-0. Juku Eja – julukan PSIM Makassar – berhasil menjadi juara Piala Indonesia untuk kali pertama sepanjang sejarah mereka. PSM unggul 2-1 secara agregat atas Persija.
Salah satu sosok yang dianggap berperan krusial dalam pertandingan itu adalah Fariq Hitaba. Wasit berusia 36 tahun itu dinilai tampil prima di sepanjang laga. “Alhamdulillah dengan niat yang tulus dan ikhlas memimpin pertandingan semaksimal mungkin dengan adil sesuai Law of The Game (LOTG) akhirnya bisa selesai dengan aman dan lancar,” katanya.
Fariq Hitaba sendiri masuk di jajaran wasit elit yang dimiliki Indonesia. Sejak awal tahun 2020 yang lalu, wasit kelahiran Purbalingga itu sudah memiliki lisensi wasit dari FIFA. Dengan lisensi itu, Fariq sudah bisa memimpin pertandingan-pertandingan di level internasional.
Fariq mengisahkan bagaimana perjuangannya cukup susah untuk mendapatkan lisensi dari FIFA tersebut. Karena banyak hal yang dites oleh FIFA. Mulai dari kondisi fisik, kemampuan berhasa Inggris dan tentu saja pemanahan terhadap LOTG. “Sangat susah karena harus bersaing dengan puluhan bahkan ratusan wasit lain, kami juga tidka bisa mendaftarkan diri sendiri tapi PSSI yang mendaftarkan kami ke FIFA,” jelas Fariq.
Kendati terus menunjukkan peningkatan prestasi, Fariq juga tak lepas dari kontroversi. Salah satu kontroversi yang paling diingat dari sosok Fariq adalah ketika di Liga 1 musim 2017. Ketika itu Fariq memimpin laga antara PS TNI melawan Persija Jakarta di Stadion Pakansari.
Dalam laga tersebut, Fariq sempat memutuskan memberikan hadiah tendangan penalti untuk PS TNI. Namun, sosok yang mengidolakan Pierluigi Collina itu membatalkan keputusan yang baru saja dia buat. Kebutusan itu diralat setelah Fariq melihat tayangan ulang melalui kamera di pinggir lapangan.
Hal yang dilakukan Fariq itu cukup unik. Lantaran pada tahun tersebut FIFA sendiri belum resmi menggunakan aturan Video Assistant Referee (VAR) seperti saat ini. Bahkan hingga saat ini Liga Indonesia sendiri pun belum menerapkan aturan itu.
Fariq pun buka suara terkait kejadian itu. Menurutnya, hal itu terjadi lantaran reflek meniup peluit dan menunjuk titik penalti setelah dia melihat Ryuji Utomo melakukan handball. Setelah meniup peluit, Fariq justru tidak yakin 100 persen bahwa itu penalti. Apalagi ada tekanan dari para pemain Persija. Ia pun memutuskan untuk melihat tayangan ulang. “Dan ternyata memang tidak penalti,” ujarnya.
Lebih lanjut, Fariq juga mengungkapkan harapannya terkait persepakbolaan nasional. Sosok yang memiliki postur tegap itu berharap sepak bola nasional bisa terus berkembang. “Semoga persepakbolaan Indonesia semakin maju dan berkualitas dan Timnas kita juga bisa berprestasi lebih baik lagi,” harapnya.(din)