RADAR JOGJA – Pemkab Bantul mengapresiasi keputusan kebijakan peniadaan ujian nasional (UN) oleh pemerintah pusat tahun ini. Keputusan tersebut mengurangi kegiatan massal yang sifatnya kontak langsung dengan banyak orang, di lingkungan sekolah.
”Kalau UN dilaksanakan, saya yakin kondisinya bisa semakin memburuk. Kasian kalau sampai terjadi pada siswa,” jelas Kepala Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga Kabupaten Bantul Isdarmoko, Rabu (25/3).
Atas kebijakan itu, pihaknya belum memberikan surat edaran langsung ke sekolah-sekolah. Pihaknya baru melakukan komunikasi kepada seluruh kepala sekolah melalui pesan grup. Terkait kebijakan selanjutnya, pihaknya masih menunggu arahan dari pusat. ”Apa yang akan menjadi nilai penentu kelulusan. Karena kan siswa butuh ijazah untuk melanjutkan ke jenjang berikutnya,” tutur Darmoko.
Mantan Kepala Sekolah SMA N 1 Bantul itu menjelaskan, sesuai jadwal pelaksanaan UN SMP dilaksanakan pada 20-23 April mendatang. Melihat situasi yang kurang mendukung, ditiadakan menjadi keputusan yang tepat. Meskipun, penerapannya menggunakan sistem online. Kendati begitu, sangat sulit dilakukan apabila pelaksanaannya dilakukan di rumah masing-masing siswa. ”Sebab, tidak semua murid punya laptop, android dan koneksi internet yang memungkinkan,” tuturnya.
Seperti diketahui sebanyak 93 SMP di Kabupaten Bantul yang terbagi 47 SMP negeri dan 46 SMP swasta tidak dapat menyelenggarakan UN tahun ini. Itu berdasarkan kebijakan Pemerintah Pusat yang dikeluarkan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) Nadiem Makarim dalam SE Nomor 4/2020 tentang pelaksanaan kebijakan pendidikan dalam masa darurat persebaran virus korona.
Dihubungi terpisah, Kepala Sekolah SMP Negeri 2 Banguntapan Purwanto menuturkan, total siswa kelas 9 yang siap mengikuti UN ada 155 orang. Sejumlah persiapan sudah dilakukan. Di antaranya, melakukan pelatihan UN lima kali dalam dua semester ini. Tiga kali berbasis komputer dan dua kali manual. ”Kita sudah laksanakan pelatihan empat kali. Kurang satu kali lagi,” katanya.
Kendati begitu, pihaknya mendukung penuh kebijakan ini. Meski belum tahu apa langkah selanjutnya. ”Yang terpenting adalah, siswa belajar di rumah dulu. Jangan ke luar rumah. Mencegah persebaran pandemi ini,” imbaunya. (mel/bah)