BANTUL – Sempat menolak, Gubernur DIJ Sultan Hamengku Buwono X akhirnya memberikan lampu hijau terhadap rencana pembangunan jalan tol Solo-Jogja.

Namun, raja keraton Ngayogyokarto ini memberikan syarat kepada pemerintah pusat. Antara lain, desain jalur cepat yang menghubungkan Jogja dan Solo ini menggunakan tol elevated (jalan layang).

”Kami (pemprov dan pemerintah pusat) sudah ada kesepakatan pengembangan Jogja dan kawasan Joglo-semar,” jelas HB X di sela Syawalan di Pendopo Parasamya, Senin (25/6).

Desain jalan layang ini menjadi jalan tengah. Sebagaimana diketahui, HB X keberatan dengan pembangunan jalan tol Jogja-Solo. Sebab, pembangunan jalan tol dapat berisiko merusak berbagai situs di Prambanan yang belum teridentifikasi.

Di sisi lain, pembebasan lahan untuk jalan tol juga berbiaya mahal. Praktis dengan desain seperti ini pemerintah tak perlu mengeluarkan biaya besar.

”Yang sudah kita sepakati dengan pemerintah pusat di atas ring road ada (tol layang). Dari Ring Road Utara akan lewat ke Jalan Jogja-Solo yang di atasnya akan ada jembatan untuk tol,” bebernya.

Tak hanya Jogja-Solo, pemprov dan pemerintah pusat juga sepakat dengan rencana pembangunan jalan tol Jogja-Semarang. Dengan rute Semarang-Bawen-Secang-Borobudur-Jogja.

Di Jogjakarta, HB X memperkirakan, jalan tol Semarang-Jogja bakal melewati sebelah utara simpang empat Ring Road Jalan Godean. Hampir sama dengan Jogja-Solo, jalan tol Jogja- Semarang juga menggunakan elevated saat memasuki Jogja. Tol elevated ini rencananya bakal melewati di atas Selokan Mataram.

”Jalan tol yang melalui atau terhubung dengan utara perempatan ring road Godean tetap akan menggunakan jalan tol elevated,” bebernya.

Dalam kesempatan itu, HB X juga menyinggung upaya pemprov mengurai kemacetan lalu lintas di Jogjakarta. Sesuai kesepakatan dengan pemerintah pusat bakal dibangun outer ring road.

Rencananya, pembebasan lahan untuk outer ring road dimulai tahun ini. Kendati begitu, HB X enggan membeberkan daerah mana saja yang bakal dilewati. Pertimbangannya, untuk menghindari melonjaknya harga tanah yang selama ini kerap menjadi kendala. ”Yang jelas dari Tempel (utara) ke Prambanan (barat). Lalu, ke selatan dan ke barat,” urainya.

Anggota Komisi C DPRD DIJ Suharwanta mengapresiasi rencana pembangunan jalan tol ini. Sebab, keberadaan sarana transportasi ini membawa dampak positif. Terutama sektor pariwisata. Di mana sektor ini menjadi andalan bagi roda per-ekonomian warga DIJ.

”Bakal mempermudah akses transportasi dari wilayah mana pun ke Jogja. Begitu pula sebaliknya,” ujarnya. (pra/zam/ong)