SLEMAN – Berpengalaman selama lima tahun sebagai driver dan mengantarkan wisatawan asing ke seantero Jawa membuat Sigit Mardiyanto paham seluk beluk keinginan turis asing. Destinasi dan pengalaman apa yang diharapkan ketika mereka berlibur beberapa pekan di Jawa-Bali dan sekitarnya.
Sayangnya, efek ledakan pariwisata tersebut tidak banyak terjadi di daerahnya, Kabupaten Sleman.
Caleg DPRD Sleman Dapil Mlati dan Gamping dari PDI Perjuangan ini berharap, Sleman bisa lebih sejahtera dengan potensi pariwisata yang menurutnya banyak dijumpai di Sleman.
Menurut Sigit, dengan adanya bandara baru di Kulonprogo nanti akan memberikan efek besar pada kedatangan wisatawan ke DIJ. Dia mengetahui, sudah ada maskapai asal Australia, Jepang, Malaysia, Singapura, dan Tiongkok yang sudah waiting list jika bandara tersebut dioperasikan.
“Jangan sampai Sleman hanya untuk menginap, tapi liburannya ke Bantul, Gunungkidul, Kulonprogo. Itu kan sayang sekali, padahal potensi yang ada berlimpah,” tuturnya saat Morning Tea with The Candidate di Radar Jogja pekan lalu.
Jika nantinya terpilih, dia di legislatif dapat mendorong pemerintah aktif mengkoordinasi SKPD yang ada untuk fokus ke pariwisata. Sebab pariwisata adalah industri yang sangat menjanjikan saat ini. Sleman, kata Sigit, punya potensi di wisata religi, alam, industri, dan wisata sejarah.
“Semuanya ada di Sleman, jangan sampai Sleman tidak siap,” tandasnya.
Sinergi perlu dilakukan antara desa wisata, UMKM, travel agent, rental kendaraan, dinas komunikasi, dan dunia pendidikan untuk penyiapan sumber daya manusianya. Bagaimana sumber daya manusia (SDM) bisa mengelola sumber daya alam (SDA) yang ada untuk dapat dimaksimalkan.
“Jika pariwisata sudah berkembang baik, efek dominonya jelas ke kesejahteraan masyarakat dan pemasukan daerah. Kalau sudah seperti itu, masalah anggaran kesehatan dan pendidikan tidak jadi persoalan pelik,” paparnya.
Dia menyontohkan, saat ini yang banyak jadi tujuan wisatawan salah satunya Kabupaten Banyuwangi di Jawa Timur. Ada satu daerah namanya Kalibaru, menjual keindahan kebun cokelat dan kopi.
“Wisatawan asing yang masuk dipungut tarif mahal hanya diajari njanur dan berinteraksi dengan warga lokal. Potensi seperti itu banyak di Sleman dan sepertinya mampu. Juga industri kerajinan dan suvenir yang bisa dipasarkan,” katanya.
Sementara itu, Sigit maju sebagai caleg setelah diminta DPC PDIP Sleman untuk maju. Dengan biaya ditanggung DPC, dirinya fokus dan all out bisa meraih satu kursi DPRD. Namun juga tidak terlalu terbebani karena tidak mengeluarkan materi banyak.
“Persiapan mulai dengan mengandalkan jaringan partai dan mengunjungi tokoh masyarakat. Awal fokus ke kelurahan Sumberadi. Mohon doa restu dan saya tidak akan membebani. Masih ada waktu enam bulan dan kami yakin dengan strategi yang ada bisa lolos DPRD,” harapnya. (riz/ila)