SLEMAN – Anatya Wijayanti tak menyangka dirinya bisa ikut terjun ke dunia politik dan menjadi calon legislatif (caleg). Perempuan 22 tahun ini maju sebagai caleg DPRD daerah pemilihan (Dapil) I Kota Jogja meliputi Kraton, Mantrijeron, dan Mergangsan.

Mulanya, Anatya atau kerap disapa Tya, tak terlalu tertarik pada dunia politik. Namun, kedekatannya pada salah seorang aktivis Partai Persatuan Pembangunan (PPP) membuatnya tertarik pada dunia tersebut.

Terlebih, orang tua Tya juga merupakan anggota dewan di salah satu provinsi di Pulau Sumatera. Hingga dia akhirnya memutuskan mencalonkan diri sebagai anggota dewan dari PPP.

Kendati demikian, Tya pun memiliki banyak kegelisahan yang kian mendorongnya untuk maju sebagai caleg. Masalah kemiskinan misalnya, menjadi salah satu keprihatinan Tya. Dia melihat masih ada saudara-saudaranya yang terjebak dalam kemiskinan. Dari situlah Tya tergugah hatinya untuk membantu. Namun dia sadar tidak banyak yang bisa dia lakukan.

“Saya pernah punya keinginan untuk menjadi orang besar,” ujarnya.

Menurutnya, duduk di kursi anggota dewan adalah salah satu cara agar bisa membantu masyarakat miskin. Tya ingin menyuarakan keluhan-keluhan yang dirasakan masyarakat.

“Menurut saya ini sudah menjadi jalan saya untuk membantu saudara-saudara melalui politik,” tuturnya.

Hal itu pula yang mendasari visi dan misinya. Tya ingin bekerja bersama rakyat dan untuk rakyat. Dia berharap bisa menampung banyak aspirasi masyarakat. Perempuan yang masih berstatus mahasiswi ini juga tak ingin muluk-muluk membuat janji.

Jika kelak dia terpilih, Tya akan membuat program yang sesuai dengan kebutuhan masyarakat. “Saya akan survei dulu bagaimana kondisi masyarakat dan apa yang mereka butuhkan,” ujarnya.

Tak hanya masalah kemiskinan, di mata Tya, minimnya lapangan pekerjaan dan tingginya pengangguran juga menjadi kekhawatiran lain. Selain itu, isu pemberdayaan perempuan serta pengembangan UMKM juga tak luput dari perhatiannya.

Oleh sebab itu, dengan tekad dan keberanian, Tya berharap bisa mewujudkan keinginannya. Meski ini adalah kali pertama dia maju menjadi caleg, tapi keputusannya didukung oleh keluarga.

“Orang tua sempat kaget saya mau maju nyaleg, kok kamu ikut-ikutan,” ujar Tya menceritakan tanggapan orang tuanya. Akan tetapi dia tak akan menyerah. “Mau jadi apa nggak yang penting saya sudah berani maju,” ucapnya. (cr9/ila)