Anak-anak dan remaja Buddha yang tergabung dalam Sekolah Minggu Budhis, memiliki cara berbeda untuk menyambut datangnya Tahun Baru 2019. Mereka melepaskan ribuan bibit ikan di saluran sungai yang ada di Desa Kemanukan, Bagelen, Purworejo, Selasa (1/1).
BUDI AGUNG, Purworejo
Sedikitnya 25 anak bersama guru pendamping melakukan tradisi tersebut. Kegiatan seperti ini memang biasa dilakukan menjelang atau pun di hari pertama tahun baru. Ini sebagai bentuk rasa syukur dan siap menjalani kehidupan di tahun yang baru.
“Tahun lalu kami juga menggelar kegiatan tebar benih ikan seperti ini. Memang tidak harus menebar ikan, karena beberapa tahun lalu kami juga melepasliarkan berbagai jenis burung ke alam bebas,” kata Guru Sekolah Minggu Addhittana Devi, 23.
Devi mengungkapkan, peserta pelepasliaran satwa itu dimaksudkan memberikan kehidupan yang semestinya kepada mahkluk hidup. Diharapkan nantinya mereka akan tumbuh dan berkembang di habitat asli mereka.
“Dengan berkembang di habitat aslinya, mereka akan lebih bebas. Ikan-ikan ini nantinya juga akan berkembang biak dengan baik, dan andaikan tertangkap dan dikonsumsi manusia, sudah sewajarnya. Karena itu memang siklus alami,” tambah Devi.
Bibit-bibit ikan itu sendiri diperoleh dari kas sekolah minggu serta donatur umat Buddha di Purworejo. Sedangkan untuk anak tidak dilakukan pungutan.
“Semua sudah ada posnya dan banyak juga yang didapat dari donatur,” katanya.
Adapun jumlah yang ditebar cukup banyak, karena setiap anak melepasliarkan satu kantung ikan yang jumlahnya mencapai ribuan. Tidak dilepaskan dalam satu titik, namun saluran yang diberi bibit masih dalam satu rangkaian.
“Ada beberapa titik memang. Tapi dalam satu saluran. Kami memilih yang senada dengan warna air sungai, dengan harapan ikan itu biar berkembang dulu,” tambahnya.
Sementara itu, Kepala Sekolah Minggu Budhis Vimalamano Gatot Didit mengungkapkan, pelepasan ikan memang sudah mentradisi di kalangan umat Buddha. Mereka kerap melepaskan bibit-bibit atau satwa saat hendak memiliki hajat.
“Dan anak-anak kita berikan edukasi ini saat pergantian tahun baru. Kegiatan ini kami namakan Fangsen atau tindakan nyata melepas makhluk hidup ke alam bebas,” kata Gatot.
Dirinya meyakini dengan pemberikan edukasi yang baik seperti ini kepada anak akan bisa memberikan nilai baik kepada mereka. Salah satunya rasa cinta terhadap sesama makhluk ciptaan Tuhan.
Sebelum melakukan tebar benih, anak-anak diberikan beberapa pemahaman mengenai tindakan yang baik di jalan Tuhan. Demikian halnya ikan-ikan itu dilepas dengan alunan doa sebagai bentuk kebesaran Tuhan. (laz/fn)