RADAR JOGJA – Sebanyak 1.969 orang menikmati Minggu paginya (10/11) dengan menyantap 10.011 tusuk Sate Klathak di halaman Fakultas Peternakan (Fapet) Universitas Gadjah Mada (UGM).
Kegiatan yang merupakan rangkaian ulang tahun emas ke-50 atau Lustrum X Fapet UGM ini memecahkan Rekor MURI Sate Klathak. Jumlah sajian sate klathak dan orang yang terlibat merupakan simbol tanggal lahir Fapet UGM, yakni 10 November 1969.
Sertifikat diserahkan langsung oleh Manager MURI Ariani Siregar. Rekor Sate Klathak ini tercatat ke rekor dunia dengan urutan ke 9.286.
“Pada hari ini kami kembali ke UGM utk menyaksikan rekor spektakuler sajian sate klathak terbanyak sebanyak 10.011 tusuk sate dikonsumsi oleh 1969 peserta. Rekor Fapet UGM Ini baru pertama kali untuk sate klathak,” jelasnya.
Dekan Fapet UGM Ali Agus menyampaikan, Sate Klathak dipilih karena keunikannya sebagai kuliner di DIJ, dan mengonsumsi sate otomatis meningkatkan konsumsi protein hewani. Jogjakarta selama ini dikenal dengan kota Gudeg atau Bakpia yang berbahan dasar dari tanaman.
Oleh karena itu, Fapet UGM bekerja sama dengan Perserikatan Peternak Kambing dan Domba Yogyakarta (PPKDY) memperkenalkan sate klathak sebagai kuliner yang identik dengan Jogjakarta.
Sate klathak berbahan utama daging kambing atau domba yang merupakan komoditas peternakan. Mengusung tema “50 Tahun Berkontribusi dalam Pembangunan Peternakan Nasional”
“Karena itu kami berharap melalui kegiatan ini bisa meningkatkan konsumsi protein hewani. Maka bisa membantu masyarakat juga khususnya para peternak, termasuk para pihak terkait budidaya breeding pakan olahan. Termasuk warung-warung sate dan produk sampingannya pasti terdampak positif,” tuturnya saat ditemui di sela acara.
Selain aspek keunikannya yang menggunakan tusuk dari stainless, lanjut Ali, Sate Klathak mengandung lemak yang sedikit. “Termasuk limit, daging yang relatif murni, banyak daging jadi menyehatkan dikonsumsi, lemak-lemaknya tidak digunakan,” jelasnya.
Dia juga berharap festival ini bisa menyemarakkan kuliner di DIJ dan membantu sektor ekonomi produktif hewan, sekaligus meningkatkan status gizi tentanf protein hewani. Sehingga masalah asupan gizi seperti stunting bisa dicegah.
Sementara itu Rektor UGM Panut Mulyono yang turut hadir mengungkapkan, pencapaian Rekor Muri ini merupakan catatan yang membanggakan.
“Tujuannya mulia, agar nanti masyarakat di dalam kehidupan sehari-haru suka makan daging, pertumbuhan gizi dan otak baik, kecukupan protein. Efeknya menggulirkan siklus perekonomian, dengan banyaknya makan daging dibutuhkannya kambing dari para peternak,” bebernya.
Panut menambahkan, dalam rangka pembangunan SDM, UGM tidak hanya bergerak pada pendidikan namun harus juga bergerak pada pemenuhan protein masyarakat agar kecukupan nutrisi untuk mendidik anak yang cerdas.
“Di Indonesia stunting masih menjadi persoalan, bagaimana negara menjadi kuat dan memiliki SDM yang kompetitif adalah PR untuk kita semua,” tandasnya.
Salah satu peserta Wulan Astuti mengaku senang dengan adanya festival Sate Klathak ini. “Sebagai penggemar sate klathak, acara ini bagus untuk menunjukkan kalau Jogja punya kuliner khas selain gudeg. Kalau gudeg kan manis, nah Sate Klathak ini yang gurih-gurihnya,” ujarnya.
Acara puncak LUSTRUM X juga dimeriahkan dengan kegiatan sarasehan kuda dan andong, lomba melukis anak-anak, bazar produk olahan ternak, dan fun bike yang melibatkan masyarakat umum. Selain itu juga akan dibagikan door prize dengan hadiah utama dua ekor sapi sebagai simbol Rojo Koyo oleh peternak. (tif)