RADAR JOGJA – Asal mula munculnya makam bayi di kediaman Raja Keraton Agung Sejagat (KAS) Toto Santoso mulai terjawab. Penanggung jawab kontrakan yang dihuni Toto, Kartijo alias Bejret, mengungkapkan makam tersebut baru berumur tiga minggu. Pemakaman berlangsung dini hari sekitar pukul 02.00 WIB.
Pria berusia 47 tahun ini mengetahui secara langsung proses pemakaman. Saat itu kondisi kontrakan raja Kraton Agung Sejagad (KAS) penuh pengikut. Semuanya mengikuti prosesi pemakaman buah hati Toto dan Fanni Aminadia.
“Jam 2 dini hari, seingat saya pas hujan deres. Saat itu pengikutnya banyak, saya lihat dari jauh. Saat itu tanahnya penuh bunga dan ada dupa. Setelah dimakamkan, para pengikutnya itu nyembah ke arah makam,” jelasnya ditemui di kontrakan sang raja KAS, Jumat (17/1).
Tanah penuh bunga setaman, lanjutnya, lalu ditutupi kurungan ayam. Selang sehari, Bejret langsung menemui Fanni. Dia menuturkan rasa keberatannya atas makam itu. Bahkan Bejret menegaskan akan memindah makam itu.
Malam hari sebelum pemakaman, Bejret sempat melihat sosok Fanni. Kala itu sang Ratu KAS terlihat di salah satu gazebo rumah. Perempuan muda ini terlihat sedang berinteraksi dengan pengikutnya.
“Itu dadakan pemakamannya, jam 12 malam saya lihat dia (Fanni) masih guyon biasa sama pengikutnya. Lalu ada ritual itu jam 2 (dini hari), setelahnya juga duduk bisa lagi. Paginya saya bilang (ke Fanni) akan saya pindah makamnya karena ini tempat tinggal pribadi,” ujarnya.
Bejret membenarkan ada rencana pemindahan makam. Rencana awal makam bayi akan dipindah ke Tempat Pemakaman Umum (TPU). Letaknya kurang lebih 200 meter sisi utara kontrakan Toto.
“Rencananya setelah Ashar hari ini (17/1) langsung. Dipindah ke pemakaman umum di bukit utara sini. Kesepakatan ini hasil pertemuan semalam bersama warga dan pak camat,” katanya.
Terkait perpindahan penghuni lain, sesuai kesepakatan. Warga meminta penghuni kontrakan pindah dalam kurun waktu tiga hari. Sementara ini kontrakan hanya dihuni tujuh orang. Dua diantaranya adalah anak Toto dan Fanni.
Hingga kini tidak ada pengikut KAS yang mendatangi kontrakan. Warga sekitar sepakat melarang pengikut mereka memasuki lokasi kontrakan. Termasuk kegiatan yang mendatangkan banyak orang.
“Tujuh penghuni masih di dalam tapi memang dihimbau jangan keluar dulu. Akses depan juga kami tutup agar pengikutnya tidak asal masuk,” ujarnya.(dwi/tif)