Oleh: Antok Muhammad (*

Sekali layar terkembang pantang surut ke belakang sebelum sampai pulau tujuan. Rakernas CDK yang dimulai hari ini Sabtu (24/2) dan berlangsung hingga Minggu (25/2) besok merupakan jembatan awal menuju sejuta CDKmart demi Indonesia. Tahap awal kita realisasikan terbentuk 200 CDKmart di berbagai kota di nusantara.

CDKmart menjadi unit usaha yang sengaja dikembangkan Koperasi Serba Usaha (KSU) Corps Dakwah Kepulauan (CDK). Latar belakangnya adalah bisnis retail merupakan pasar yang menjanjikan tiada habisnya.

Kebutuhan umat akan makanan, minuman, produk kebersihan dan lainnya tidak pernah mengalami penyusutan. Dari waktu ke waktu kebutuhan itu semakin meningkat. Ini seiring dengan berubahnya gaya hidup dan meningkatnya pendapatan masyarakat.

Itulah yang menjadi CDKmart harus berani bersaing menguasai market alias pasar. Sekali lagi jangan sampai lingkungan kita hanya dikuasai oleh dua toko berjejaring Indo dan Alfa. Dominasi mereka harus kita lawan dengan semangat menjadikan CDKmart sebagai pilihan utama untuk berbelanja.

Jumlah CDKmart harus terus bertambah. Target menambah gerai menjadi salah satu prioritas yang nantinya kita bahas dalam rakernas. CDKmart mengusung dan menyodorkan keunggulan. Konsep usaha syariah yang kita bawa memang berbeda. Ada nilai tambah yang kita tawarkan. Harga murah, layanan ramah dan fasilitas nyaman. Saatnya kita bangkit.

Kepada peserta rakernas, saya mencoba menengok sedikit belakang ihlwal lahirnya CDK. Semua bermula dari cerita nyata. Cerita dari sebuah keiklasan. Ikhlas dan tanpa pamrih. Tidak perlu mencari kompensasi apapun. Selain mencari kompensasi Gusti Allah.

Berawal dari sebuah pesan WhatsApp (WA) dari entah siapa dan di mana semua tidak saling kenal. Dalam WA itu disampaikan derita saudara muslim di sebuah pulau di ujung Indonesia Timur yang mengalami keterbatasan bahan pangan untuk merayakan Idhul Fitri.

Agak aneh memang di saat negeri ini sudah lama merdeka dan di saat umat muslim mayoritas, masih ada saudara kita yang mengalami kurang pangan. Dengan modal handphone (HP) butut, saya mencoba WA ke sana kemari menceritakan kondisi pulau itu.

Di luar dugaan dalam waktu 15 hari terkumpulah bantun Rp 35 juta untuk membantu mereka. Inilah awal lahirnya CDK. Dengan penuh semangat, tetap istiqomah dan senantiasa iklas, bergerak membantu saudara-saudara umat muslim di pulau terpencil, terluar dan terdepan di negeri ini.

Tak mungkin CDK selamanya meminta donatur. Selain tak gagah, meminta-minta bukan ajaran Baginda Nabi. Nabi lebih mencintai muslim yang kuat dan suka memberi.

Berangkat dari semua itu dan kesadaran teologi, bahwa sebaik baik manusia adalah yang bermanfaat bagi orang lain. Masih banyaknya saudara muslim di kepulauan terpencil, terluar dan terdepan yang perlu dibantu, maka tidak ada pilihan, kecuali CDK harus punya modal. Artinya CDK harus berbisnis dan punya banyak unit usaha.

Alhamdulillah, mulai bisnis rempah rempah dari kepulauan, perumahan dan saat ini tengah berupaya mendirikan CDKmart. Minimal CDKmart hadir di 200 kota di Indonesia. Semua sedang dimulai.

Uang bank kami hindari karena riba adalah dosa besar. CDK mengetuk kesadaran kita semua yuk kita patungan untuk proyek fi dunnya wal akherat seindah patungannya para sahabat membantu dakwah Baginda Nabi dan semulia Bunda Khatidjah mengikhlaskan hartanya untuk memenuhi kebutuhan logistik dan dakwah sang suami tercinta, baginda Nabi Muhammad SAW.

Harta milik kita yang sesungguhnya adalah yang dimanfaatkan untuk jalan Allah. Bukan yang kita simpan di bank ribawi. Bukan yang kita tumpuk tumpuk di rumah dan bukan pula yang digunakan sekedar untuk kesenangan diri dan keluarga kita. Salam CDK. Selamat mengikuti rakernas. Matur nuwun.

*) Panglima CDK