BERSAMA anak sulungnya, Tatang Elmi Wibowo, 43, Ibnu merintis galeri batik sejak 2009. Dia menamai galeri batiknya dengan sebutan Leksa Ganesha Batik Gallery. Berlokasi di Desa Tembi, Timbulharjo.

Ibnu memiliki kemampuan membatik dari leluhurnya. Dia mengembangkan batik menjadi lukisan. Bakat yang dia miliki pun menurun ke Tatang.

Bergelut dengan malam (lilin untuk membatik), men-canting, dan bermain warna dilakukan Ibnu sejak dia berusia tujuh tahun. “Mbah-mbah saya buruh batik. Banyak juga yang memburuh di perajin kulit,” ujar pria kelahiran Jogja, 20 juli 1951. Dia mengaku memiliki rasa penasaran terhadap batik sejak kecil. Namun, saat itu, keluarganya tidak mengizinkannya menggeluti batik. Ibnu sebatas mengamati orang lain membatik.

Pada 1987 hingga 2008 Ibnu pun mengambil profesi sebagai tour guide. Menjadi pemandu wisata membuat Ibnu banyak memiliki relasi. Networking yang dia miliki tersebut berupa tamu dari berbagai negara, pemilik galeri, dan pengelola restoran.

“Saya sering mengantar turis berwisata, melihat pembuatan kerajinan, galeri, dan sebagainya. Lalu saya memutuskan untuk mendirikan galeri batik ini,” kata Ibnu.

Awalnya, Leksa Ganesha Batik Gallery menjual karya teman-teman Ibnu berupa lukisan. Kemudian dia memberanikan diri menjual karya batiknya sendiri.
Dia mampu membatik layaknya melukis. Lukisan batik yang dia buat sifatnya realis, naturalis dan surealis sesuai dengan objek yang dia tuangkan pada media batik lukis.

Sedangkan untuk pewarnaan, Ibnu memilih pewarna tekstil. Warna yang dihasilkan pas dengan keinginannya. Menampilkan ketegasan. Dia biasa melukis batik berupa pemandangan alam, binatang, ataupun tumbuhan.
Adapun kemampuan melukis batik yang dimiliki Tatang berbeda dari ayahnya. Tatang mengeksploitasi batik dengan pewarna alami daun indigo, kulit nangka, dan kayu mahoni.

Tatang menuangkan lukisan batik ke produk fashion maupun sarung bantal, selendang, dan tas. Karya Tatang cenderung abstaktif seperti Petani Pegunungan Kendeng, Macan Sumatera dan nuansa sosial lain.

Ibnu dan Tatang berharap apa yang mereka lakukan bisa diminati generasi muda. Tatang membuka kesempatan siapa saja yang ingin belajar batik di galerinya.

Lukisan batik buatan Tatang dan Ibnu sudah terjual hingga mancanegara. Hasil karya mereka dipatok ratusan ribu hingga jutaan rupiah.

Setiap hari galeri mereka banyak dikunjungi peminat lukisan batik. Kebanyakan pengunjung dari luar negeri. Tatang juga sering diundang dalam pameran lukisan bati di luar negeri. (iwa/fn)