RADAR JOGJA – Balai Taman Nasional Gunung Merapi (TNGM) melakukan penjagaan ketat di sepanjang jalur pendakian menuju puncak Gunung Merapi. Tujuannya mengantisipasi pendaki nakal yang nekat melakukan pendakian menjelang pergantian tahun. Terutama dari titik masuk Selo Boyolali dan Sapuangin Klaten.
Kepala Seksi Wilayah II TNGM Bidhin Lintang Anggraheni menegaskan Gunung Merapi terlarang untuk pendakian. Tak hanya momen tahun baru, tapi hingga waktu yang tidak ditentukan. Apalagi status Waspada belum ditangguhkan oleh Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kebencanaan Geologi (BPPTKG) Jogjakarta.
“Untuk momentum libur Nataru, peningkatan pengawasan sudah sejak Selasa (24/12) kemarin. Fokusnya selama sepekan hingga awal tahun 2020. Tegas kami larang untuk pendaki maupun wisatawan,” tegasnya, Selasa (31/12).
Tak hanya pengawasan internal, TNGM turut melibatkan lintas instansi. Terutama yang memiliki kewenangan keamanan wilayah tersebut. Mulai dari personel TNI, Polri, potensi SAR hingga aparat desa setempat.
Sejumlah titik yang menjadi perhatian berada di wilayah Jawa Tengah. Karena mayoritas jalur pendakian berada di kawasan tersebut. Terutama dari basecamp Selo Boyolali dan Sapuangin Klaten.
“Penutupan rute sebenarnya mengikuti larangan yang sudah ada dari BPPTKG. Kami tempel di papan pengumuman titik pendakian maupun unggah sosial media,” ujarnya.
Kepala BPPTKG DIJ Hanik Humaida memastikan belum ada pencabutan status Waspada Gunung Merapi. Pertimbangan utamanya, masih ada aktivitas vulkanologi di kawasan puncak. Terutama masih bertambahnya volume kubah lava harian.
Seiring dengan status tersebut, radius aman sejauh tiga kilometer dari puncak Merapi. Tak hanya pendakian, kawasan ini juga terlarang untuk aktivitas warga. Rekomendasi ini telah diterbitkan sejak 21 Mei 2018.
“Potensi bahaya adalah aktivitas Merapi yang tak terduga. Apalagi produksi lava dalam kantong maupun perut magma masih berlangsung. Ancaman bahaya mulai dari awan panas, runtuhnya kubah lava hingga lontaran material. Termasuk lahar dingin saat hujan di puncak,” katanya. (dwi/tif)