RADAR JOGJA – Kabupaten Gunungkidul telah mengimplementasikan metode pembelajaran “Merdeka Belajar”. Program tersebut dicetuskan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud), Nadiem Anwar Makarim. Lima sekolah di Bumi Handayani sudah memulai. Bagaimana keseruan kemerdekaan di bangku sekolah itu?
GUNAWAN, Gunungkidul, Radar Jogja
AURA santai tapi serius terasa ketika masuk ke SDN 1 Wonosari. Sekolah Dasar (SD) di sebelah timur kantor Pemkab Gunungkidul tersebut merupakan satu dari lima sekolah di Gunungkidul yang telah mengimplementasikan metode pembelajaran “Merdeka Belajar” ala Nadiem.
Suasana rileks aktivitas lembaga pendidikan dasar ini didukung pemandangan visual rimbunnya pohon beringin di halaman kelas. Di bawah pohon rindang, Nampak sejumlah anak berkumpul. Salah satu dari mereka mengoperasikan laptop. Lainnya berkumpul ke kanan dan ke kiri.
“Kami sedang belajar tentang materi cerita fiksi,” kata seorang siswi Daun Laili Berkasih Selasa(10/3).
Gadis kecil berkerudung itu mengaku sudah terbiasa beradaptasi dengan model pembelajaran apapun. Baginya, belajar dengan alat bantu fasilitas teknologi menyenangkan, begitu juga model kegiatan belajar mengajar (KBM) manual. “Dua-duanya asyik. Pakai HP (hand phone juga bisa diajari mama,” ucapnya.
Tidak jauh dari tempat nongkrong Daun dan tema-temannya, satu ruangan kelas tampak dipenuhi peserta didik. Mereka juga sedang memegang laptop dengan materi serupa seperti yang dibuka Daun dan kawan-kawannya di luar kelas.
Sementara itu, Kabid TK SD Disdikpora Kabupaten Gunungkidul, Sumarto mengatakan, sudah ada lima sekolah menerapkan program “Merdeka Belajar’. Masing-masing, SMPN Karangmojo, SDN 1 Wonosari, SMA N 1 Playen dan SDN 1 Mulusan serta SDN Pampang II, Paliyan. “Jadi pendeknya, dari luar kelas sekalipun anak-anak tetap bisa belajar. Anak-anak juga telah diberikan akun untuk log in,” kata Sumarto.
Terpisah, Kepala Disdikpora Kabupaten Gunungkidul, Bahron Rasyid mengatakan, pihaknya sedang mencoba menjabarkan konsep baru atas kebijakan Mendikbud RI. Kemudian menjabarkan kepada seluruh petugas di dinas, pengawas, kepala sekolah dan guru.
“Merdeka belajar artinya memberikan keleluasan kepada guru, untuk dapat mengevaluasi bagaimana hasil belajar anak. Kepada siswa diberikan kesempatan untuk mengembangkan dan dikembangkan sesuai dengan potensi masing-masing,” kata Bahron Rasyid.
Menurut Bahron, aktivitas di SDN 11 Wonosari merupakan bagian dari contoh masing-masing anak yang diberikan kebebasan untuk menentukan tema pembelajaran, memilih mata pelajaran lalu guru akan memandu. “Ini merupakan konsep merdeka belajar, dimana guru merdeka murid merdeka. Anak-anak terbiasa pegang HP. Itu tidak salah, asalkan orang tua mengarahkan,” ucapnya.
Nanti diharapkan ada dukungan dari orang tua untuk mendorong anak agar lebih intens dalam kegiatan belajar mengajar. Ke depan konsep baru Mendikbud akan dicoba diterapkan kepada semua sekolah dan smeua tingkatan.
“Dengan pola ini maka tidak lagi ada keraguan guru dalam mengembangkan potensi didik yang dimiliki. Dengan inovasi yang mereka ciptakan, justru kemerdekaan ini akan mendorong kepada guru disekolah untuk melakukan inoasi apa saja demi tercapainya tujuan pembelajaran,” ungkapnya.
Dengan demikian, anak-anak tidak akan terkungkung oleh materi, program baku. Murid bisa memilih potensi apa yang akan dikembangkan. Anak memiliki multitalenta yang ketika diberikan fasilitas untuk berkembang, guru memfasilitasi maka akan lahir bakat-bakat luar biasa untuk dikembangkan.
“Sebenarnya, 2015 kami sudah memulai dan baru intens di 2017. Kebetulan gayung bersambut ada program google for education datang di tengah semangat untuk belajar. Sudah lebih dari 50 sekolah mengembangkan model merdeka belajar, baik di SD maupun SMP,” terangnya.
Disinggung mengenai kendala, menurutnya ada pada keterbatasan alat atau sarana dan prasarana. Sementara jaringan sudah cukup bagus, guru pun semangat. Kendala yang ada akan diatasi dengan saling bertemu. “Antara guru tertentu, peran musyawarah guru mata pelajaran dioptimalkan, yang akan bertemu terus untuk saling melengkapi,” ucapnya. (bah)