GUNUNGKIDUL – Persiapan menyambut pembangunan insfrastruktur kelok 18 terus dimatangkan Pemkab Gunungkidul. Jalur tersebut nantinya menjadi penghubung wilayah Kabupaten Bantul dengan wilayah timur Provinsi DIJ di Bumi Handayani- julukan Kabupaten Gunungkidul.

Kepala Dinas Pariwisata (Dispar) Gunungkidul Asti Wijayanti mengatakan, salah satu rencana pendukung kelok 18 adalah pembangunan rest area. Pertimbangannya, keberadaan kelok 18 diyakini akan membawa dampak positif bagi dunia pariwisata. “Selain membangun rest area, kami juga akan memberlakukan kawasan ekonomi khusus pariwisata di beberapa kecamatan. Seperti Panggang, Saptosari ke arah barat,” kata Asti Wijayanti Jumat (1/3).

Khusus Pantai Baron ke barat, lanjut Asti, kawasannya berbeda dengan Baron ke timur. Karena wilayah barat Baron ke barat akan lebih eksklusif. Sengaja dibuat ekslusif untuk mengakomodasi hadirnya wisatawan mancanegara, “Konsepnya Pantai Baron ke timur seperti Kuta di Bali. Sedangkan Baron ke Barat seperti Nusa Dua,” terangnya.

Sekda Gunungkidul Drajad Ruswandono mengatakan, kelok 18 dipilih untuk menghindari pemotongan area pegunungan karst. Saat ini sudah ada Detail Engineering Design (DED) tinggal menunggu eksekusi pembangunan. Pemkab juga akan menerapkan Amdal Kawasan di beberapa kecamatan seperti Panggang, Saptosari untuk menarik investor di bidang pariwisata. “Perizinannya dipangkas,” kata Drajad.

Menurutnya, ketika pemilik modal berdatangan, harus berkomitmen kepada Pemkab Gunungkidul untuk memakai tenaga kerja di sekitar temat investasi. Dengan demikian masyarakat lokal dapat menikmati hasil dari perkembangan pariwisata. “Salah satunya ya, harus menggunakan tenaga lokal,” ucapnya.
Sekretaris Dinas Pekerjaan Umum, Perumahan Rakyat dan Kawasan Permukiman (PUPR) Gunungkidul Slamet Supriyadi mengatakan, kelok 18 sedang dalam proses pengadaan jasa konstruksi. Ke depan kelok 18 bakal menjadi destinasi wisata baru karena ketinggian antara Girijati dengan Bantul sangat curam.

Dikatakannya, ini tentu bisa menarik wisatawan karena ketinggian Girijati dengan Bantul sangat ekstrem. Berbeda dari yang ada di Sumatera karena membutuhkan 9 kelok. “Sementara di Gunungkidul 18 kelok,” kata Slamet Supriyadi.(gun/din/mg4)