JOGJA – Polisi Sahabat Anak (PSA). Siapa yang tidak pernah mendengar istilah ini? Program dari Mabes Polri ini memiliki banyak implementasi. Mulai dari polisi berkunjung ke sekolah-sekolah hingga belajar langsung dengan pendampingan langsung personel kepolisian. Kapolresta Jogja Kombespol Armaini mengungkapkan PSA memiliki arti penting. Pertama anak bisa mengenal lebih dekat akan sosok polisi. Apa saja peran dan tugasnya dalam masyarakat hingga unit-unit didalamnya. “Jadi tidak hanya sekadar mendegar cerita tapi berkenalan secara langsung.
Bercerita bagaimana tugas seorang polisi. Selama ini kan tahunya polisi itu menangkap penjahat padahal perannya ada banyak,: jelasnya, beberapa waktu lalu. PSA sendiri sudah mendarah daging di Polresta Jogja. Hampir setiap minggunya ada kunjungan dari sekolah-sekolah. Tidak sedikit pula agenda mendatangi sekolah di kawasan perkotaan Jogja. Interaksi dan komunikasi terjalin langsung dalam setiap pertemuannya.
Salah satu yang menjadi andalan adalah mengenal tata tertib berlalulintas. Menurut perwira menengah tiga melati, anak memiliki peran penting. Tidak hanya sekadar memperhatikan tapi juga menyerap dan menerapkan pengetahuan yang didapat. Materi nilai-nilai tertib lalulintas dikemas secara menyenangkan. Tidak hanya sekadar menonton tapi anak terlibat langsung. Termasuk untuk mengenali rambu-rambu lalulintas. Lalu menjelaskan makna dari setiap rambu yang terpasang.
Dia mencontohkan beberapa materi dalam PSA. Seperti mengenal dan memakai helm dengan benar. Menyeberang sesuai marka agar aman. Adapula permainan mencari simbol lalulintas dalam bentuk bola. Selanjutnya dikumpulkan dalam satu wadah yang sama. “Disiplin lalulintas itu penting ditanamkan sejak usia dini. Jadi tidak hanya menjadi pengetahuan bagi anak tapi juga orangtuanya. Anak bisa menegur langsung jika orangtuanya melakukan pelanggaran lalulintas,” katanya.
Armaini juga berharap agar anak-anak tidak takut bercita-cita jadi seorang polisi. Apalagi dalam setiap pertemuan dikupas secara tuntas tugas dan peran dalam masyarakat. Disamping itu juga menyerap nilai-nilai positif. “Menjadi anak yang berkarakter apapun cita-citanya. Tapi siapa tahu juga setelah bertemu langsung, bercita-cita jadi polisi. Ini sudah pertemuan yang kesekian kali dengan sekolah yang berbeda-beda,” ujarnya. (dwi/mg4)