GUNUNGKIDUL – Uji coba penyaluran subsidi Liqufied Petroleum Gas (LPG) 3 kilogram (kg) dengan sidik jari di Gunungkidul selesai. Hasil evaluasinya, tekhnologi Biometrik dan E-Voucher dapat menjadi pilihan alternatif penyaluran subsidi termasuk LPG. Cara ini juga lebih baik dibandingkan dengan menggunakan kartu.
Koordinator uji coba Tim Nasional Percepatan Pengentasan Kemiskinan (TNP2K) Ruddy Gobel mengatakan,keseluruhan tahapan uji coba selama lima bulan sejak Desember 2018. Itu dimulai dari penyiapan data dan toko LPG, sosialisasi dan edukasi, registrasi, penyaluran bantuan melalui bank, dan transaksi pembelian LPG oleh penerima manfaat. “Selesai dijalankan dan sesuai rencana,” kata Rudi Gobel, Selasa (11/6).
Di tingkat nasional program tersebut dijalankan di tujuh wilayah kabupaten/kota dan menjangkau 14.193 rumah tangga sasaran dan 172 toko LPG. Tiga metode teknologi keuangan yaitu, teknologi biometrik wajah dan atau sidik jari, teknologi biometrik sidik jari, dan teknologi e-voucher melalui SMS, semuanya berhasil diujicobakan. “Secara umum gambaran hasil uji coba, masyarakat penerima manfaat cukup mudah dalam melakukan transaksi pembelian,” ujarnya.
Untuk agen atau penjual LPG dapat melakukan proses transaksi dengan lancar. Proses transaksi untuk setiap penerima manfaat berlangsung rata-rata dua sampai tiga menit secara keseluruhan mulai dari datang ke toko sampai mengambil LPG.
Proses verifikasi wajah berlangsung tanpa masalah. Tapi untuk penggunaan sidik jari butuh waktu lebih lama. Kemudian metode verifikasi dengan kode voucher juga berlangsung lancar. Tapi dalam jumlah yang sedikit terkendala akibat penerima manfaat tidak mengingat nomor PIN.“Hanya memang, jika kualitas signal kurang bagus berpengaruh terhadap proses transaksi,” ucapnya.
Termasuk kesiapan masyarakat sebagai penerima manfaat untuk melakukan perubahan perilaku. Ini terutama yang menggunakan sistem e-voucher yang mengharuskan menghapal PIN – beberapa masih suka lupa PIN, dan salah mendaftarkan nomor telpon. Kemudian kesiapan penjual LPG di toko, banyak belum sigap melayani dengan proses transaksi, terutama mengikuti SOP transaksi. Dengan demikian proses sosialisasi dan edukasi harus ditingkatkan.
Kepala Bidang Kesejahteraan Sosial, Dinas Sosial Gunungkidul Eka Sri Wardani mengatakan, pencairan dana program ke masing-masing Keluarga Penerima Manfaat (KPM) berlangsung sejak 22 April dan berakhir 2 Mei 2019. “Uji coba selesai. Tahapan selanjutnya menunggu pusat. Dari beberapa mekanisme yang diujicobakan ada plus minusnya. Di Gunungkidul (lebih tepat) dengan (tekhnologi) sidik jari,” kata Eka Sri Wardani. (gun/din/zl)