GUNUNGKIDUL – Sungguh tragis dunia kedokteran kita. Ada pasien di rumah sakit tak terlayani secara optimal gara-gara tak ada dokter yang merawat. Itulah yang dialami Zetynia Purwaningtyas, 21, penderita Tuberkulosis pulmo duplex, yang sempat “menginap” di RSUD Wonosari, Gunungkidul selama tujuh hari pada 20-26 Desember 2017.

Selama libur dan cuti bersama Natal 24-26 Desember 2017, tak satu pun dokter tersisa untuk mengecek perkembangan medis (visite) warga Gadungsari, Wonosari, yang dirawat di Bangsal Mawar. Karena itu, keluarga Zetynia memutuskan memindahkannya ke RS Panti Rapih di Kota Jogja pada 27 Desember 2017. Namun nahas, Zetynia meninggal dua hari kemudian.

Zetynia pertama kali masuk RSUD Wonosari dengan keluhan sakit di saluran pernapasan. Dia datang dengan diantar keluarganya. Namun, setelah empat hari berada di rumah sakit pelat merah itu keluarga Zetynia kebingungan lantaran tak ada tindakan medis dokter.

“Waktu itu hanya perawat yang menangani,” kata Sarono Edi, kakek Zetynia.

Karena panik akan kesehatan Zetynia, keluarganya pun berupaya menanyakan keberadaan dokter kepada perawat jaga. Saat itu keluarga juga sudah menyampaikan bahwa kondisi kesehatan Zetynia memburuk. Namun, oleh perawat dijawab singkat “Dokter sedang cuti”.

“Kalau dokter cuti ya bagaimana caranya. Tapi waktu itu tetap tak ada tindakan lanjutan apa-apa,” sesalnya.

Usulan untuk memindahkan Zetynia ke ruang lain agar bisa mendapatkan perawatan medis pun tidak direspons.”Kami menyesalkan tidak adanya tindakan dari rumah sakit (RSUD Wonosari, Red),” ucap Sarono. Meski menyesalkan penanganan yang tak optimal di RSUD Wonosari, Sarono mengaku sudah ikhlas. “Keluarga kami tidak mau saling menyalahkan meski Zetynia meninggal. Meskipun saat sakit tidak diperhatikan RSUD Wonosari. Mungkin takdir cucu saya meninggal demikian,” sambung Sarono.

Sementara itu, Pejabat Pengelola Infromasi Daerah (TPID) RSUD Wonosari Aris Suryanto tak menampik perlunya visite dokter untuk memeriksa perkembangan kesehatan setiap pasien. Sekalipun itu di hari libur. Aris mengaku akan menindaklanjuti kasus tersebut.

“Kami mohon maaf. Informasi ini akan kami jadikan evaluasi internal RSUD untuk melakukan perbaikan agar ke depan tidak terjadi lagi,” katanya. Menurut Aris, manajemen RSUD Wonosari telah menindaklanjuti kasus tersebut dengan memeriksa semua dokter. Namun sampai kemarin belum semua dokter bisa dimintai keterangan.

Terpisah, Kepala Bidang Humas RS Panti Rapih Jogja Monica Helfi membenarkan adanya pemeriksaan pasien bernama Zetynia Purwaningtyas. Hanya, menurutnya, si pasien tidak pernah menjalani perawatan di Panti Rapih. “Di riwayat rawat inap tidak ada. Tapi pernah diperiksa,” ungkap Monica lewat pesan singkat WhatsApp. (gun/pra/yog/mg1)