MAGELANG – Risiko kegawatdaruratan bisa dihadapi siapa saja. Termasuk oleh ibu-ibu. Itu yang mendorong kalangan anggota tim penggerak (TP) PKK Kota Magelang dan guru tertarik belajar penanganan kegawatdaruratan.
Mereka berguru kepada petugas dari Pusat Pelayanan Keselamatan Terpadu atau Public Safety Center (PSC) 119 Kota Magelang. Menurut Ketua TP PKK Kota Magelang Yetty Biakti Sigit Widyonindito, pembelajaran atau pelatihan penanganan kegawatdaruratan sangat bermanfaat khususnya bagi anggota TP PKK yang notabene kaum ibu.
“Ini sangat bermanfaat, kalau ada kejadian apapun menimpa keluarga jadi kita tahu apa yang harus dilakukan, ora mung piya-piye,” ujar Yetty, disela-sela kegiatan.
Yetty berpesan agar kepada kaum ibu supaya sigap ketika menghadapi atau mendapati seseorang yang mengalami sesuatu yang darurat. Misalnya sakit jantung, tersedak, pingsan, kecelakaan dan lainnya. Hal yang bisa dilakukan mereka adalah menghubungi PSC 119 Kota Magelang.
“Jadilah ibu rumah tangga yang selalu sigap dan terampil. Ini melekat dengan PKK. Tidak hanya keluarga tapi juga tetangga sekitar,” ungkapnya. “Kami jadi tahu siapa yang harus dihubungi, bukan suami, bukan anak. Kalau mereka ada tidak masalah. Kalau tidak ada maka PSC 119 ini yang dihubungi,” tambahnya.
Kepala Seksi Pelayanan Kesehatan Bidang Pelayanan Sumber Daya Manusia (SDM) PSC 119 Kota Magelang, Mimin Triyanti, menjelaskan pelatihan penanganan kegawatdaruratan ini penting bagi masyarakat. Tidak terkecuali kaum ibu karena kejadian gawat darurat bisa menimpa siapapun, kapanpun dan dimanapun.
“Penanganan kegawatdaruratan itu harus dilakukan dengan benar, terutama pada 10 menit pertama, jika tidak bisa berakibat fatal terhadap korban,” ujarnya.
Beberapa materi diberikan pada pelatihan ini, khususnya terkait bantuan dasar hidup (BHD) baik itu teori maupun praktek langsung sehingga mudah dipahami peserta. Pelatihan dipandu langsung oleh petugas PSC 119 Kota Magelang yang telah teruji kompetensinya dalam bidang kesehatan.
“Kami siap dan senang hati jika diminta untuk memberikan pelatihan serupa, tanpa dipungut biaya. Belum lama ini kami melatih para guru, anak-anak, juga warga 17 kelurahan di Kota Magelang,” tegasnya.
Sebelumnya, mereka juga pelatihan penanganan kegawatdaruratan kepada para guru dan karyawan SMPN 13 Kota Magelang”Ada sekitar 20-30 peserta, dari guru dan karyawan SMPN 13, yang ikut kegiatan pelatihan ini,” ungkap Mimin Triyanti
Siti Musyfiyah, salah satu guru SMPN 13 Kota Magelang, mengaku senang bisa mengikuti pelatihan tersebut. Sebab materi yang diberikan sangat bermanfaat dalam kehidupan sehari-hari. “Materinya menarik, sangat bermanfaat karena memang dibutuhkan. Kan biasanya kalau ada kejadian kita suka gugup atau panik. Pengen membantu tapi ternyata ada tekniknya yang benar,” tutur Siti. (dem/pra/mg3)