JOGJA – Beberapa waktu lalu, karena ditutupnya tempat pengolahan sampah terpadu (TPST) Piyungan membuat sampah menumpuk di jalanan Kota Jogja. Karena itu Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kota Jogja mengembangkan pengolahan sampah melalui incinerator atau alat pembakar sampah.

Pilot project dilakukan oleh Lembaga Pemberdayaan Masyarakat Kelurahan (LPMK) Karangwaru, Tegalrejo.

Ketua LPMK Karangwaru Subandono menjelaskan, pembelian incinerator dari proposal yang diajukan ke Pemkot Jogja. Satu unit alat ini harganya Rp 170 juta. “Beli satu unit dulu untuk pilot project. Jika berhasil kemungkinan nanti kami akan ajukan lagi ke pemkot,” jelasnya beberapa waktu lalu.

Cara kerja mesin incinerator ini menggunakan teknologi  pembakaran pada suhu tertentu. Dari sampah residu yang tidak bisa diolah lagi atau digunakan kemudian dibakar menggunakan mesin ini. Untuk memilah sampah-sampah itu sendiri masih melibatkan bank sampah. Sehingga masyarakat tetap masih terlibat untuk memilah sampah yang masih digunakan dan yang sudah tidak bisa diolah.

“Jadi dari sampah residu yang terakhir sekali itulah yang dibakar karena sudah tidak bisa diolah lagi,” jelasnya.

Subandono menambahkan biasanya sampah-sampah residu ini yang dibuang ke TPA Piyungan, Bantul. Dari sampah yang terbakar itu nanti abunya bisa dipakai untuk bahan membuat batako, sehingga bisa dijadikan sebagai profesi masyarakat untuk meningkatkan ekonominya. “Dari sini nanti kita akan buat KSM baru lagi, dan masyarakat bisa lebih mandiri,” imbuhnya.

Camat Tegalrejo Riyanto Tri Nugroho menambahkan alat incinerator tersebut akan ditempatkan di Kecamatan Tegalrejo. Jika gerakan ini berhasil akan menambah alat lagi di beberapa tempat yang memungkinkan. “Sesungguhnnya yang penting adalah kesadaran dari masyarakat untuk bisa memilah sampah dan membuangnya sesedikit mungkin yang benar-benra tidak bisa diproses,” tambahnya.

Kecamatan Tegalrejo juga akan membuat jadwal pembuangan sampah mulai dari pukul 05.00 sampai dengan 08.00. Setelah itu kemudian sampah diproses dengan membutuhkan waktu kurang lebih selama empat jam. Alat ini bisa digunakan untuk pengolahan sampah dua kali dalam sehari. (cr15/pra/by)